Jelang Pilpres 2019
Simulasi Lembaga Survei PUSPEK: jika Jokowi - Cak Imin dan Prabowo - Zulhas, Hasilnya . . . .
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) masuk dalam jajaran elektabilitas tertinggi untuk cawapres.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) masuk dalam jajaran elektabilitas tertinggi untuk calon wakil presiden bagi pemilih muslim.
Hal ini terlihat pada hasil survei Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik (PUSPEK) yang dirilis di Surabaya, pada Selasa (3/7/2018).
Survei ini terkait perilaku pemilih muslim di pemilu 2019.
Untuk akseptabilitas, Cak Imin berada di urutan ketiga (13 persen). Cak imin berada di bawah Gatot Nurmantyo (Mantan Panglima TNI) yang berada di urutan pertama (18,4 persen) dan Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI) dengan 15,4 persen.
Sementara JK berdasarkan ketentuan hukum UU Pemilu dilarang untuk dicalonkan sebagai Wapres untuk ketiga kalinya.
Sehingga, menilik simulasi pasangan yang berpotensi dipilih, Cak Imin kemungkinan besar dapat dipasangkan dengan Joko Widodo yang saat ini masih menjadi presiden.
Sedang rivalnya, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto kemungkinan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Cak Imin berhasil unggul dengan 43,1 persen. Sedang Prabowo-Zulhas hanya memperoleh 28 persen.
Pun apabila terdapat simulasi tiga pasangan, dengan pasangan Gatot Nurmantyo (mantan Panglima TNI) dan Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) sebagai alternatif ketiga. Pasangan Jokowi - Cak Imin masih unggul dengan 41,1 persen.
Sedangkan Prabowo-Zulhas dengan 26,3 persen dan Gatot-Anies sebesar 6,4 persen.
Direktur Puspek, Novri Susan, menyebut bahwa titik lemah pemerintahan Joko Widodo berdasar survei ini ada di bidang ekonomi, terutama pengentasan kemiskinan, peningkatan lapangan pekerjaan, tingginya kesenjangan dan stabilitas harga pokok.
"Sehingga, pasangan cawapres juga akan menjadi penentu kemenangan Jokowi," kata Novri di sela rilis survei lembaganya, Selasa (3/7/2018).
Pada simulasi pasangan menunjukkan bahwa suara Jokowi cenderung stagnan jika dipasangkan dengan tokoh tertentu. "Salah dalam memilih Cawapres akan menjadi beban elktoral bagi Jokowi," imbuhnya.
Untuk diketahui, berdasrkan hasil survei ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menempati urutan tertinggi apabila kembali dicalonkan sebagai capres pada pemilu mendatang. Jokowi sukses mengungguli beberapa nama lain yang disinyalir juga akan maju.
Dari sisi elektabilitas Jokowi memimpin dengan presentase sebesar 47,9 persen. Sementara pesaing terdekatnya adalah Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengantongi elektabilitas sebesar 30,1 persen.
Survei ini menggunakan Multistage Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 1200 orang, margin of error 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden diambil dari 29 Provinsi pada periode Survei 12 hingga 26 Juni 2018.