Bom Surabaya
Risma: Nalarku Gak Sampai. Kita yang Mengandung, Disusui, Disuapi kemudian Diajak Mati
Tri Rismaharini mengaku tak habis pikir bagaimana ibu tega mengajak anaknya melakukan aksi bom bunuh diri.
Editor:
Tri Mulyono
SURYA/HABIBBUR ROHMAN
Walikota Surabaya Tri Rismaharini dibonceng motor trail berkeliling melintasi Jl Kembang Jepun dan memantau jalan akses sekitar Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018). Akibat ledakan dipintu masuk Polrestabes Surabaya beberapa jalan ditutup diantaranya Jl Rajawali, Jl Jembatan Merah dan Jl Kembang Jepun.
"Apa yang ada di balik itu. Saya hanya mikir untuk apa dia dibesarkan. Doktrin apa yg disampaikan hingga anak pun harus ikut," kata walikota perempuan tersebut.
Sekalipun ada yang mengatakan anak pelaku tersebut pernah mengatakan ingin mati syahid, bagi Risma, anak tersebut tidak sesungguhnya mengerti arti mati syahid.

Bagi Risma anak-anak harusnya dilindungi sebab mereka belum banyak mengerti, bukan malah dikorbankan.
"Anakku sampai sudah punya anak itu kalau dia sakit, aku nangis. Kok malah diajak mati," tandasnya.
Menurutnya, agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan walaupun dulu ada perang disebabkan alasan yang jelas.
"Dulu juga perangnya ada lawan, hadap-hadapan ini gak ada perang, perang lawan siapa saya gak ngerti," kata Risma.