Khofifah dan Emil Menuju Jatim 1

Makna dan Pengalaman Pengalaman Spritual Emil Lihat Gerhana Bulan Total, Kita Ini Kecil Sekali . . .

- Fenomena Gerhana Bulan Total yang berlangsung mulai Rabu (31/1/2018) sore hingga malam menyedot perhatian banyak orang.

Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id

SURYA.co.id | Surabaya - Fenomena Gerhana Bulan Total yang berlangsung mulai Rabu (31/1/2018) sore hingga malam menyedot perhatian banyak orang.

Orang muda, anak-anak hingga orang tua banyak yang mengamati fenomena langka ini, termasuk bakal calon wakil gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengamati fenomena langka ini di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur bersama dengan sang istri, Arumi Bachin.

"Saya langsung ke sini, saya juga mengajak istri untuk melihat gerhana bulan yang momennya langka karena terkahir terjadi di tahun 1886," kata Emil.

Kala itu Emil mengaku baru datang dari Bali usai pertemuan KemenPAN RB.

Ia langsung menuju Masjid Al Akbar Surabaya setelah menerima informasi dari Falakiyah PWNU Jawa Timur terkait fenomena ini.

Ia mengaku mendapat pengalaman spiritual usai melihat gerhana bulan total secara langsung.

Yang dipahami Emil, ia memaknai kebesaran Allah bahwa manusia ini hanya bagian kecil dari universe.

"Bahkan galaksi ini yang sudah besar ternyata kecil dibandingkan seluruh galaksi di universe. Kita ini kecil sekali dibandingkan kekuasaan Allah," katanya.

Usai melihat Gerhana Bulan Total itu, ia langsung melaksanakan salat di Masjid Al Akbar Surabaya bersama istrinya.

Fenomena Langka

Sekadar diketahui, di hari itu Gerhana Bulan Total yang terjadi pada Rabu biasa disebut Super Blue Blood Moon.

Masyarkat di berbagai wilayah di Jawa Timur atau di berbagai kota Indonesia bisa menyaksikan fenomena tersebut dengan mata telanjang.

Syarat anda bisa melihat fenomena ini hanya satu, yakni langit tak mendung atau hujan.

Melansir dari KOMPAS fenomena ini disebut NASA sebagai trilogisupermoon.

Ini karena terjadi tiga kali Super Moon dengan waktu yang sangat berdekatan.

Supermoon pertama pada Minggu (3/12/2017), yang kedua pada Senin (1/1/2018), dan puncaknya pada 31 Januari 2018.

Pada 31 Januari 2018, sinar matahari yang dipantulkan bulan tertutup seluruhnya.

Kondisi ini membuat bulan akan tampak merah (blood moon), dan pada fase parsial (sebagian) akan tampak bluemoon.

Kondisi Bloodmoon (bulan tampak merah) disebabkan bulan tidak mendapatkan cahaya dari matahari (sinar matahari yang biasanya dipantulkan bulan dihalangi/ditutupi oleh bumi).

Fenomena ini superlangka karena terakhir kali terjadi pada 31 Maret 1866 atau 152 tahun lalu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved