Berita Tulungagung
Kisah Jarwo Merintis Om Jek di Tulungagung, Berbekal Modal Rp 80 Juta Hingga Ikut Jadi Sopir
Awal diluncurkan, hanya ada lima orang pemotor dan satu pengemudi mobil yang bergabung. Jarwo pun ikut bergabung dengan menjadi sopir mobil.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
Alumni Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya angkatan 2013 ini melanjutkan, pendapatan awak Om Jek cukup tinggi.
Untuk pengemudi motor yang mengambil waktu libur satu hari dalam satu minggu, bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 2.600.000 per bulan.
Sedangkan pengemudi mobil bisa mendapatkan Rp 1.500.000 per minggu.
Jarwo biasa mengumpulkan para awak Om Jek satu kali dalam seminggu.
Kesempatan tersebut untuk menyetorkan hasil selama seminggu. Total penghasilan akan dipotong 20 persen untuk perusahaan.
“Karena waktunya fleksibel. Siapa yang rajin, tidak banyak libur hasilnya juga lebih banyak,” ucapnya.
Saat ini Om Jek belum punya saingan berarti. Sebenarnya ada beberapa perusahaan ojek, namun hanya Om Jek yang sudah menggunakan aplikasi telepon pintar.
Meski demikian Jarwo terus melakukan pengembangan untuk memperbaiki layanan.
Rencananya Jarwo juga akan membuka Om Jek di kota sekitar. Target yang paling dekat adalah Trenggalek dan Nganjuk.
Di daerah tersebut peluangnya masih sangat besar, dan belum ada perusahaan sejenis.
“Yang dikhawatirkan hanya perusahaan nasional masuk ke daerah. Mereka bisa memberikan subsidi pada driver sehingga harganya jauh lebih murah. Perusahaan di daerah seperti kami akan sulit melawan,” pungkas Jarwo.