Berita Gresik

Yuk Menengok Wisata Petik Sayur Hidroponik di Gresik, Siapa Tahu Tertarik Meniru

Di Gresik ada sebuah usaha pertanian hidroponik yang kini menjadi jujugan bagi banyak orang. Ingin tahu seperti apa? yuk datang kemari...

Surabaya.tribunnews.com/Mohammad Romadoni
Anggota komunitas hidroponik Gresik, Syaiful Arif (31), sedang mengecek kondisi tanaman hidroponik di lahan hidropnik Perumahan BSI Sekar Indah Blok A Kecamatan Kebomas Gresik. 

SURYA.co.id | GRESIK - Kondisi tanah yang tak memungkinkan ditanami sayuran daun tak menjadi halangan warga di Kota Gresik untuk bercocok tanam. Mereka memanfaatkan perkembangan ilmu pertanian menggunakan media tanam air atau disebut dengan hidroponik.

Seorang petani hidroponik Teguh Arif Bijaksana (36) dibantu oleh komunitas hidroponik Gresik mulai menekuni pertanian jenis hidroponik tersebut.

Bahkan, siapa yang menyangka Teguh panggilan akrabnya menjadi orang pertama di Gresik yang mulai membuka lahan besar untuk tanaman hidroponik di lahan terbesar seluas 14 meter x 35 meter.

Dengan modal pas-pasan, warga Jalan Sekardadu RT3/RW1 Kecamatan Kebomas Gresik mulai membangun area tanam hidroponik di lahan miliknya yang berada di Perumahan BSI Sekar Indah Blok A Kecamatan Kebomas Gresik.

Setidaknya, untuk membangun lahan hidroponik Teguh menghabiskan dana sekitar Rp 255.000.000 . Uang sebanyak itu, ia pakai untuk membeli besi kontruksi galvanis dan ratusan pipa paralon dipakai untuk media tanam.

Di sisi lain, karena ia memakai sistem hidroponik Deep Flow Technique System (DFT), modal teguh juga dipakai untuk membeli alat elektronik yang dipakai untuk sirkulasi air.

Terhitung sudah lima bulan ia bertanam sayuran daun di lahan miliknya itu. Dan sekarang mulai memetik hasilnya.

Hampir setiap hari ada saja orang yang datang ke lahan hidroponik miliknya dan membeli sayuran hidroponik fresh langsung petik.

Alhasil, lahan hidopronik buatan Teguh ini tak hanya menjadi sentral produk pertanian saja. Namun juga berubah menjadi wisata argo bisnis di Kota Pudak.

Ada beberapa jenis sayuran hidroponik yang ditanamnya. Mulai dari sayuran kangkung, sawi pakcoy, salada (Lettuce) dan selada merah (Butterhead Lettuce).

Untuk warga yang ingin menikmati sensasi petik langsung sayuran hidroponik ini bisa langsung menuju ke lokasi lahan hidroponik yang buka setiap hari mulai pagi sampai pukul 17.00 WIB.

Harga sayuran hidroponik juga tergolong murah, yakni satu kilogram kangkung dibanderol senilai Rp 15.000, sawi pakcoy Rp 20.000, selada Rp 30.000. Dan yang paling mahal adalah selada Butterhead Lettuce satu kilogram dijual seharga Rp 35.000.

“Sekarang sudah memasuki masa panen dan setiap hari banyak orang yang datang untuk membeli sayuran hidroponik dan memetiknya secara langsung,” terang Teguh saat dijumpai di lokasi, Minggu (2/4/2017).

Menurut dia, sayuran hidroponik sangat berbeda dengan sayuran yang lainnya. Karena hidroponik bebas dari pestisida dan lebih higienis. Selain itu, sayuran hidroponik juga terbukti lebih awet saat disimpan di lemari es, tidak mudah layu dan bertahan lebih lama dibandingkan sayuran dengan metode tanam jenis lain.

“Sayuran hidroponik lebih renyah dan enak kalau dimakan. Kalau mengkomsumsi sayuran hidpronik ini juga bisa membuat tubuh tidak gampang terkena penyakit,” ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved