Berita Blitar
Gadis Cantik Tercebur Sungai, Ratusan Warga Ramai-Ramai Menolong
Seorang gadis cantik tercebur ke sungai bersama sepeda motornya. Ratusan warga pun ramai-ramai memberikan pertolongan agar si gadis tak terseret arus.
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | BLITAR - Ratusan warga sekitar sungai Lodogung di Kelurahan Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jumat (6/1/2017) siang dibikin heboh oleh insiden yang menyebabkan seorang gadis cantik tercebur ke sungai tersebut.
Mereka pun ramai-ramai berusaha memberi pertolongan.
Insiden ini bermula ketika perempuan bernama Eni Farida (23) itu mengendarai motor dan melintasi jembatan.
Saat itu, dia tiba-tiba dikejutkan oleh pengendara sepeda angin yang oleng.
Karena menghindari agar tidak terjadi tabrakan, Eni yang mengendarai motor Suzuki Satri F150 itu membanting setir.
Meski berhasil menghindari tabrakan, namun akibatnya dia malah terjun ke sungai yang arusnya cukup deras.
Namun demikian, gadis asal Desa Kaulum, Kecamatan Sutojayan ini selamat meski harus berenang di sungai yang arusnya lagi deras.
Tak pelak, aksi gadis cantik saat berusaha melawan derasnya arus sungai itu mengundang perhatian warga desa setempat.
Ratusan warga langsung berdatangan ke TKP, untuk menyelamatkan korban. Sebab saat diketahui warga itu, korban masih berjuang untuk menyelamatkan diri, dengan berenang di sungai berarus deras.
Ditambah lebar sungai itu sekitar 10 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter, membuat korban harus ngos-ngosan saat berusaha berenang ke tepian itu.
"Untungnya, korban mahir berenang sehingga bisa bertahan sebelum dibantu warga. Korban mahir berenang itu karena rumahnya juga berada di dekat sungai," tutur Ny Sudarsih (49), guru SDN yang rumahnya di dekat TKP jatuhnya korban tersebut.
Begitu selamat, korban langsung dibawa pulang ke rumahnya oleh warga. Sebab, meski selamat, kondisi korban seperti trauma.
Wiji Anjito (54), warga Dusun Bulu, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan ini menuturkan, saat kejadian itu dirinya sedang memancing di sebelah barat jembatan, sehingga mengaku tahu persis kejadian kecelakaan tersebut.
Menurutnya, saat itu korban melaju dari arah utara (dari arah Bendungan Serut), dengan mengendarai sepeda motor sendirian.
Sesampai di jembatan, korban hendak mendahului pengendara sepeda angin. Namun, kakek pengendara sepeda itu malah nyelonong ke kanan sehingga membuat korban panik.
Berhasil menghindari menabrak pengendara sepeda pancal, justru korban yang tak bisa mengendalikan laju sepeda motornya. Akibatnya, korban bersama sepeda motor yang dikendarainya terjatuh dari jembatan itu, dan langsung terjebur ke sungai.
"Kejadian itu berada di ujung jembatan. Namun, jika kejadian itu berada di tengah jembatan, korban mungkin tak terjebur karena sepeda motornya akan menabrak besi pengaman jembatan," ujar Wiji.
Saat korban terjatuh itu, Wiji menggambarkannya seperti terbang dari atas jembatan setinggi 3 meter itu.
Begitu tercebur, korban langsung tenggelam dan tak lama berselang, tiba-tiba muncul ke permukaan, sambil berusaha berenang ke tepian.
Namun, korban berkali-kali terseret arus karena posisinya berada di pusaran sungai.
Beruntung, karena lokasinya berada di dekat perkampungan yang padat penduduk, ditambah ada orang kerja di samping sekolah SDN Jegu 2, sehingga warga dengan cepat menolongnya.
Untuk menolong korban, sebagian warga yang mahir berenang langsung menjebur. Sebagian lagi melempar tali tambang ke arah korban.
Begitu tali sudah dipegang korban, warga ramai-ramai menariknya.
"Sungai itu dalam, arusnya juga deras, sehingga tak ada orang yang berani mandi. Bahkan, kebanyakan, orang yang terjebur ke sungai itu tak selamat karena sungainya masih alami," ungkapnya.
Setelah korban berhasil diselamatkan, warga baru mencari sepeda motor yang ikut tenggelam.
Pencarian dilakukan dengan penyelaman tepat di lokasi jatuhnya korban.
"Untuk menemukan sepeda motor korban tak sulit. Justru yang sulit itu, saat akan dinaikkan ke darat, karena harus ditarik ramai-ramai," pungkas Wiji.