Liputan Khusus Netizen vs Begal
Kisah Ngeri Korban Begal Pasuruan, Celurit Melayang-layang di Atas Kepala
ANCAM PAKAI CELURIT. Pelaku tidak berteriak. Ia hanya diam sambil mengayunkan celurit di atas kepalanya.
SURYA.co.id | PASURUAN - Aksi begal tak memandang bulu. Siapapun akan dirampas dengan ancaman dan paksaan. Tak peduli di kawasan sepi ataupun ramai.
Seperti yang dialami Achmad Chusaini Nasrullah (17) dan Rahman. Motor yang baru empat bulan dibeli itu akhirnya melayang dibawa kabur begal.
Niat Achmad Chusaini Nasrullah (17) membeli parfum di Pandaan bersama Kurniawan Sandi (16) berakhir dengan pembegalan.
Ia dan Sandi menjadi korban pembegalan di sebuah tempat yang ramai oleh hilir mudik kendaraan.
Hanya berjarak sekitar 1 kilometer saja dari rumah Achmad, di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (17/11/2016) lalu.
Achmad dan Sandi berangkat ke Pandaan sekitar pukul 18.30 WIB mengendarai Honda Vario merah 125 CC. Sekitar pukul 19.00 WIB, keduanya pulang.
Di jalan jalur Surabaya-Malang, dekat dengan proyek pembukaan jalan tol, keduanya dipepet enam motor yang beranggotakan 12 orang.
Dua orang berboncengan naik CBR 150R menggiring Achmad dan Sandi.
Dari pengakuan Sandi, pelaku yang dibonceng naik CBR 150R mengeluarkan clurit. Sementara pengendara CBR 150R terus berupaya menepikan Achmad.
"Ada dua orang yang saya lihat mengeluarkan clurit. Satunya lagi di belakang saya," terang Sandi, Rabu (23/11).
Mereka mengenakam helm standar. Pelaku yang mengancam dengan clurit membawa tas ransel kecil, mengenakan jaket gelap, dan celana gelap.
Pelaku tidak berteriak. Ia hanya diam sambil mengayunkan clurit di atas kepalanya.
Sedangkan gerombolan yang lainnya ada di belakang berjarak sekitar 5 meter.
Upaya Achmad untuk menghindar dari pelaku pembegalan justru membuat Achmad dan Sandi terjatuh.
Achmad kehilangan kendali dan jatuh ke arah kanan. Sandi yang berada di belakang lantas lari sesaat setelah jatuh. Sedangkan Achmad berupaya berdiri karena kaki kananya terjepit.
Di tengah upayanya itu, dari belakang datang sepeda motor lain menabrak lengan Achmad.
Kemudian pelaku mengambil motor Honda Vario milik Achmad yang bernopol N 3850 TBI. Pelaku langsung lari ke arah Malang setelah mendapatkan sepeda motor.
Kejadian itu banyak disaksikan orang. Pasalnya, terjadi di jalur utama penghubung Kota Surabaya dan Malang.
Namun, tidak ada orang yang mau menolong saat pembegalan terjadi.
Achmad dan Sandi baru mendapat pertolongan ketika gerombolan begal sudah pergi membawa Honda Vario 125 miliknya. Sepeda motor itu baru saja dikredit awal tahun ini.
Belum juga habis bayar kredit, Sulam Taufik (56) ayah Achmad sudah kehilangan motor yang ia persembahkan untuk anaknya.
Sulam yang sehari-hari bekerja sebagai buruh hanya bisa pasrah atas kejadian ini.
Pengalaman tak mengenakkan juga dialami Rahman, buru tani asal Kecamatan Wonorejo, Pasuruan.
Waktu baru menunjukkan lepas Isya saat Rahman berpamitan kepada Siti (istri Rahman) untuk berangkat menuju kediaman rekannya guna mengambil STNK dan plat nomor motor barunya.
Rahman pun menggeber motor merk Honda Beat yang baru dibelinya empat bulan lalu.
Saat tiba di persawahan di Desa Slambrit, Kraton, Rahman mendadak dipepet dua orang tak dikenal. Ia diminta untuk berhenti.
Usai memasang standar motornya, Rahman kemudian turun dari kendaraanya.
Saat satu kakinya menyentuh tanah dan kaki lainnya sedang terangkat di atas motor, tiba-tiba salah satu pelaku mendorongnya. Rahman pun terjatuh dan terguling ke sawah.
Bajunya robek. Pundaknya berdarah. Para bandit itu mengambil alih kemudi, kemudian menyalakan mesin motor, lalu kabur.
“Begal belum sampai mengeluarkan senjata,” ujarnya.
Sebagai buruh petani, Rahman berpenghasilan pas-pasan. Uang muka yang ia bayarkan untuk mendapatkan motor, dia peroleh dari uang pesangon usai di-PHK dari perusahaan pertanian di wilayahnya.
"Iki wis dadi coba (ini sudah menjadi cobaan kami). Semoga pelakunya mendapatkan hukuman setimpal. Kami juga yakin akan mendapat gantinya dari Tuhan," ujarnya. (Benni Indo/Bobby Constantine Kolloway)