Liputan Khusus Netizen vs Begal
Catat! Ini Titik-titik Rawan Pembegalan di Wilayah Pasuruan
FENOMENA BEGAL MIRIP BALON. Kalau ditekan di satu sisi, mereka akan berkembang di sisi lain.
SURYA.co.id | PASURUAN - Polres Pasuruan membentuk Tim Sapu Bersih (Saber) Begal. Tim ini untuk menanggulangi maraknya pembegalan di wilayah kerjanya.
Ada dua tim di Saber Begal ini, yakni tim pencegahan dan tim penindakan.
Tim pencegahan berasal dari Sabhara, sedangkan penindakan dari Satuan Reskrim.
Tim pencegahan bertugas meningkatkan patroli di jalan rawan begal, terjadi aksi pembegalan. Tim penindakan mengejar pelaku hingga ke sarangnya.
"Kami tidak pulang berhari-hari untuk mengejar pelaku. Seperti saat menangkap pentolan begal di Grati, kami mengintainya empat hari," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, M Khoirul Hidayat saat mendampingi Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian.
Kapolres Aldian mengatakan, pihaknya juga mengerahkan polsek jajaran untuk selalu standby.
Artinya, kasus begal ini memang tidak bisa dipastikan waktunya karena mereka beraksi kapan pun.
"Memang biasanya beraksi malam hari. Tapi, itu bukan acuan utama, karena mereka bisa beraksi siang atau sore hari. Kami selalu waspada untuk mengantisipasi kejadian itu," paparnya.
Kendati demikian, Alumnus Akpol 1996 ini menjelaskan, pihaknya juga sudah berusaha membuat upaya tegas untuk mengurangi kejahatan ini.
Menurutnya, para pelaku ini semuanya ditangkap dan dihukum dengan hukuman seberat-beratnya.
"Saya tangkap semua, tapi kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dan melakukannya secara ketentuan. Bahkan, DPO yang dulu, kami tangkap semua," ucapnya.
Perampasan atau begal sepeda motor atau begal marak terjadi di wilayah Pasuruan dalam beberapa minggu terakhir. Sehari bisa ada tiga peristiwa pembegalan di jalan.
Meningkat 28 Persen
Data dari Polres Pasuruan menyebutkan jumlah kasus begal pada 2016 ini meningkat dibandingkan pada 2015.
Mulai Januari-Oktober 2016 tercatat ada 56 kasus dan sudah terselesaikan 35 kasus.
Sedangkan pada 2015 hanya ada 46 kasus dan sudah terselesaikan 21 kasus.
"Ada peningkatan sekitar 28 persen," kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan, M Khoirul Hidayat.
Kasus begal kali ini memang agak luar biasa. Peristiwa pembegalan hampir terjadi tiap hari dalam dua minggu terakhir. Sehari bisa terjadi tiga peristiwa pembegalan di jalan.
Keluhan masyarakat di media sosial soal peristiwa pembegalan juga gencar.
Menurut Khoirul Hidayat, modus pembegalan masih menggunakan cara lama. Pelaku berjumlah tiga sampai enam orang beraksi naik sepeda motor.
Pelaku memepet korban lalu menodongkan senjata. Kemudian pelaku merampas sepeda motor korban.
"Senjata yang digunakan juga model lama, yakni, bondet, celurit, dan pedang. Bondet ini dipakai jaga-jaga kalau ada yang mengejar akan dilemparkan," ujarnya.
Pelaku beraksi secara keliling. Biasanya mulai beraksi setelah maghrib sampai subuh.
Setelah mendapatkan rampasan, mereka tak langsung pulang, melainkan mencari lagi sasaran sehingga ia bisa bawa duit pulang. "Makanya sehari bisa ada tiga peristiwa pembegalan," katanya.
Ada laporan bahwa maraknya begal karena banyak pelaku yang baru keluar dari penjara. Khoirul tidak menampik kabar itu.
Sebab, pelaku yang berhasil ditangkap rata-rata residivis kasus serupa. Mereka para pemain lama.
Menurutnya, pelaku tidak jera karena vonis hukuman yang diberikan terlalu rendah. Hal ini seharusnya menjadi evaluasi di pengadilan.
"Selain itu, banyaknya kendaraan baru di masyarakat juga memancing aksi pembegalan," katanya.
Ia berharap masyarakat tetap tenang dan waspada saat keluar rumah.
Polisi terus berusaha mengejar pelaku dan meningkatkan patroli agar suasana kembali kondusif.
"Fenomena begal ini seperti balon. Kalau ditekan di satu sisi, mereka akan berkembang di sisi lain," katanya.
Terpisah, Kapolsek Wonorejo, AKP Slamet Santoso mengatakan, pihaknya menjaga ketat beberapa titik rawan pembegalan, di antaranya daerah sepi, gelap, dan jalan lurus.
Misalnya di perbatasan dengan Purwosari dan Kejayan. "Minimal ada dua personel yang berjaga di tiap titik," ujarnya.
Selain tempat, Slamet juga menyebutkan beberapa rentan waktu potensial begal.
Biasanya, setelah Maghrib dan menjelang Subuh. "Waktu pulang dan berangkat kerja biasanya rawan," tandasnya.
Polsek Wonorejo tergabung di tim Sapu Bersih (Saber) Begal C. Ada 6 polsek yang tergabung di grup ini. Selain Wonorejo, ada wilayah Winongan, Kejayan, Rembang, Tosari, dan Puspo.
Selain itu, untuk menambah personil penjagaan, pihak polsek juga menggandeng TNI.
Danramil Wonorejo Supriono mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan jajaran polsek dalam hal penjagaan.
"Kalau di Wonorejo, volume kejadian begal masih relatif kecil, Meskipun demikian, kami selalu berkoordinasi dengan Polsek untuk antisipasi. Oleh karena itu, saya harap warga tak perlu cemas secara berlebihan," katanya. (Samsul Hadi/Benni Indo/Bobby Constantine Kolloway)