Begal Marak di Pasuruan, Mahasiswi Ini Tulis Surat Terbuka untuk Pak Bupati, Isinya. . .

Bahkan, muncul juga banyak meme yang menyudutkan daerahnya, Pasuruan.

"Biasanya, saya kalau keluar rumah boleh (oleh orangtua). Sekarang, enggak boleh. Alasannya banyak begal," ujar Fia.

Padahal, mahasiswa jurusan Sosiologi, Universitas Negeri Jember ini sangat jarang pulang kampung.

"Sekali pulang, malah ada kejadian gini. jadi enggak bebas mau ke mana-mana," lanjutnya.

Oleh karena itu, ia pun berinisiatif untuk menulis surat terbuka yang ia tujukan kepada Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.

Tujuan yang pertama, untuk melaporkan adanya fenomena itu. Kedua, ia berharap ada tindak lanjut dari orang nomor satu di Kabupaten Pasuruan itu.

Menurut Ifa, maraknya begal tak hanya menjadi tugas pihak kepolisian, melainkan juga perlu campur tangan pemerintah, termasuk bupati.

Banyaknya penggangguran, kata Ifa, bisa menjadi salah satu penyebab maraknya begal.
Data di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan menunjukkan adanya kecenderungan meningkatnya jumlah pengangguran dalam tiga tahun terakhir, terutama kurun waktu 2014 ke 2015.

Pada 2013, angka pengangguran 36.106 orang atau sekitar 4,34 persen.

Tahun berikutnya, pengangguran meningkat menjadi 37.394 orang atau sekitar 4,43 persen.
Sedangkan pada 2015, melambung tinggi menjadi 52.271 atau sekitar 6,41 persen.

Angka angka itu ironis, mengingat Pasuruan selama beberapa tahun terakhir bertransformasi menjadi kabupaten industri.

"Banyaknya industri seharusnya bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. Lha ini sebaliknya. Industri semakin banyak, tapi pengangguran malah meningkat," ujar mahasiswa yang melakukan penelitian dengan judul "Konstruksi Kesadaran Buruh Tentang Hak Buruh" itu. (Bobby Constantine Kolloway/Benni Indo/Samsul Hadi)