Musim Haji 2016
Yayasan di Surabaya Ungkap Kisah Pembawa Uang Tunai Rp 6 Miliar dari Madinah
"Jadi uang Rp 3 miliar itu bagi mereka kecil, karena orang Arab itu menginginkan pembangunan masjid secara total yang biasanya..."
Penulis: Rorry Nurwawati | Editor: Yuli
SURYA.co.id | SURABAYA - Pengurus Yayasan Nidaul Fithrah (YNF) di Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya menyangkal keterangan bahwa Ansharul Adhim Abdullah merupakan pengurus yayasan tersebut.
Ansharul Adhim Abdullah adalah jemaah haji dari Gresik yang tertahan karena membawa uang tunai Rp 6 miliar di Madinah, Arab Saudi.
Menurut Aris Abu Sa'id, pengurus YNF, lembaganya telah lama tidak menerima uang dari donatur di Arab Saudi.
Namun, Aris Abu Sa'id mengakui, Ansharul Adhim Abdullah pernah mengabdi di YNF.
"Kalau pengurus di sini saat ini tidak, karena beliau mengurusi yayasan lain yang bernama Bina Muwahidin (BM)," katanya kepada SURYA.co.id saat berkunjung di kantor YNF Surabaya, 5 Oktober 2016.
Aris mengatakan, sebelum terjadi peledakan di World Trade Center, Amerika Serikat, 11 September 2001, YNF memang pernah mendapatkan bantuan dari saudagar di Arab Saudi.
Karena regulasi, maka pihak saudagar di Arab Saudi memutuskan untuk berhenti memberikan sumbangan.
"Pasca WTC itu, kami mencari sumbangan sendiri dan tidak mengandalkan dari mereka (Arab Saudi)," tegas Aris.
Sejak kapan Ansharul tidak lagi bekerja di YNF?

Yayasan Nidaul Fithrah (YNF) di Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya
Aris tidak dapat memastikannya. Pasalnya, ia baru bergabung dengan YNF sejak tiga tahun terakhir.
"Kalau soal itu, saya kurang tahu pastinya. Yang jelas, waktu saya bergabung di sini, beliau sudah tidak lagi menjabat sebagai pengurus di sini. Melainkan menjadi ketua yayasan di BM," terang Aris.
Masih kata Aris, baginya akan sangat wajar bila saudagar di Arab Saudi memberikan bantuan ke Indonesia.
Sebab, bagi warga Arab yang kaya, sedekah merupakan jalan satu-satunya celengan untuk di akhirat.
"Jadi kalau uang Rp 3 miliar itu bagi mereka kecil, karena orang Arab itu menginginkan pembangunan masjid secara total yang biasanya menghabiskan uang sampai Rp 750 juta," katanya.
Bagi orang Arab, lanjut Arus, mereka tidak sembarangan untuk memberikan uang. Sebab, akan ada peninjauan terlebih dahulu sebelum memberikan sejumlah uang.