Lipsus
Gara-gara Zika, Issabella Tak Lagi ke Singapura Sebulan Sekali
Ternyata, awan pekat yang membumbung tinggi di sekitar apartemennya bukanlah kabut melainkan asap fogging yang tengah disemprotkan petugas setempat
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Musahadah
SURYA.co.id | SURABAYA - Berlibur ke Singapura sudah menjadi agenda wajib bagi Issabella Jessica tiap bulan.
Memiliki banyak saudara yang mendiami negara tersebut membuatnya rajin datang ke negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia ini.
Namun, di bulan lalu atau bertepatan dengan saat awal merebaknya virus Zika, dia mengalami kejadian menarik.
Seperti halnya beberapa kunjungan sebelumnya, dia selalu menyempatkan diri mengunjungi beberapa objek wisata di negara tersebut.
"Biasanya barengan sama keluarga besar," ujar Ibel, begitu gadis 20 tahun ini akrab dipanggil, ketika ditemui Surya Online di kampusnya, Universitas Kristen (UK) Petra, Jumat (2/9/2016).
Saat sedang berkeliling itulah, Ibel merasakan ada hal yang tak biasa. Tidak seperti biasanya, kawasan di daerah apartemen tempat dia menginap tiba-tiba berkabut. "Saya baru kali pertama melihat kabut itu di dekat apartemen," lanjut gadis yang tinggal di jalan Kutisari, Surabaya tersebut.
Ternyata, awan pekat yang membumbung tinggi di sekitar apartemennya bukanlah kabut melainkan asap fogging yang tengah disemprotkan petugas setempat guna membasmi nyamuk di sekitar apartemennya.
"Awal tahunya dari baunya. Ternyata memang benar itu adalah fogging," lanjut gadis yang berkuliah di Jurusan International Bussines Management (IBM) UK Petra ini.
Meskipun baru kali pertama melihat aktivitas pengasapan di sekitar apartemennya, dia tak mengira bahwa pemerintah setempat sedang gencar dalam membasmi nyamuk Aedes Aegypti, spesies yang berperan dalam penularan virus Zika.
"Saya tahunya justru pada saat pulang di hari Minggu (29/8/2016) lalu. Saya tahu setelah baca koran di pesawat," ceritanya.
Meskipun mengaku bersyukur bahwa dirinya tak terjangkir virus Zika, namun tetap saja dia mengaku khawatir dengan semakin meningkatnya jumlah korban virus tersebut. Sebab, hampir seluruh anggota keluarga besarnya berada di negara ini. "Mulai dari aunti (bibi), uncle (paman), hingga sepupuku semua ada di sana," ujarnya.
Untuk mengantisipasi wabah tersebut, keluarganya mengaku tengah melakukan langkah preventif. Di antaranya dengan memakai body lotion hingga menjauhi tempat yang berpotensi didiami banyak nyamuk.
"Dari dulu, kami selalu memakai minyak kayu putih ke manapun kami pergi agar tak di gigit serangga," ujarnya.
Mengetahui hal itu, Ibel pun saat ini akan menjadwalkan ulang agenda liburan ke Singapura. Apabila biasanya dia ke Singapura sebulan sekali, kemungkinan tidak untuk bulan ini. "Kemungkinan saya akan ke sana lagi baru akhir tahun nanti," ujarnya.
Dia pun mengaku optimistis bahwa Pemerintah Singapura dapat bertindak cepat untuk mengantipasi masalah tersebut.