Liputan Khusus Jatim Bebas Pasung

"Saya Ingin Anak Saya di Rumah Saja, Meskipun Dirawat Seadanya dan Tetap Dirantai"

Ia selalu menolak tawaran siapa pun yang akan membawa Imam ke rumah sakit

surya/ist
Petugas memeriksa kondisi Imam Subekti, warga Desa Sidomulyo, Krian, Sidoarjo, yang terpaksa dipasung keluarganya selama 15 tahun. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Kunadi menuturkan, setiap dua minggu sekali, ada pemeriksaan dokter dari Puskesmas Krian untuk memeriksa kondisi Imam Subekti (39).

Ia menjelaskan, dokter ini bertugas memantau dan memonitoring setiap perkembangan Imam.

”Kami juga sudah berupaya untuk membujuk pihak keluarga agar Imam ini dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur. Tapi, ibunya agak keberatan, karena khawatir tidak bisa menjenguk anaknya,” tandasnya.

Ny Suparmi, ibu Imam mengatakan, saat ini anaknya sudah bisa dikontrol.

”Tapi, tetap saja saya masih takut, soalnya saya sendiri tidak bisa selalu ada di sampingnya, makanya tetap dirantai,” katanya.

Suparmi bertekad merawatnya sendiri. Oleh karena itu, ia selalu menolak tawaran siapa pun yang akan membawa Imam ke rumah sakit termasuk camat, kepala desa dan dokter Puskesmas.

”Saya ingin anak saya di rumah saja. Meskipun seadanya, tapi saya bisa melihatnya setiap hari. Kalau di rumah sakit, saya tidak bisa menjenguknya,” akunya.

Ratna Dewi Rahmawati, dokter umum di Puskesmas Krian mengatakan, tidak mudah mengembalikan psikologis orang yang sudah lama dipasung. Namun, ia tetap bertekad agar Imam ini bisa sembuh total.

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu bisa disembuhkan, namun ada yang total dan ada yang sebagian.

“Faktor terpenting adalah lingkungan, makanya saya selalu berusaha mendekat agar dia pun mendekat,” jelasnya.

Terpisah, Kasi Yankes Khusus dan Penunjang Dinkes Sidoarjo, Umi Siyamiati mengatakan, jumlah kasus pasung di Sidoarjo menurun dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2014, ada 26 kasus orang dipasung. Pada 2015, sisa 11 kasus karena 15 kasus sudah terselesaikan.

”Tahun ini tinggal lima kasus saja yang belum terselesaikan,” katanya.

Umi mengatakan, program bebas pasung ini sudah dilaksanakan dengan melepaskan, merawat, dan merehabilitasi pasien di Sidoarjo pada tahun lalu.

Namun, setelah dinyatakan sembuh, terkadang oleh keluarga kembali dipasung.

”Inilah yang kadang membuat kami sulit, karena keluarga alasannya faktor keamanan dan sebagainya. Kami tidak bisa berkutik,” jelasnya.

Seharusnya, kata Umi, setelah dinyatakan sembuh, pihak keluarga membantu memulihkan kondisi pasien.

Artinya, pasien tetap diajak berinteraksi dan komunikasi selayaknya orang pada umumnya.

Namun, mengubah stigma keluarga atau lingkungan inilah yang susah dilakukan, karena mungkin mereka sudah trauma atau takut dengan pasien.

Kasus pasung di Sidoarjo ini menjadi sorotan khusus Dinas Sosial Sidoarjo. Kasi Sosial Dinsos Agus Priyanto mengatakan, pihaknya berupaya menjadikan Sidoarjo bebas pasung.

”Ini terus kami genjot, makanya Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) kami maksimalkan. Kalau semisal ada kasus pasung, segera dilaporkan dan segera ditangani,” katanya.

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA

Sumber: Surya Cetak
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved