Lebaran 2016
Kisah Susah dan Senang Kembali ke Perantauan Naik Bus
#SURABAYA - Ridho, salah satu penumpang berkisah, jangankan duduk dengan nyaman, bergerak saja sulit dilakukan tanpa menyenggol penumpang yang lain.
SURYA.co.id | SURABAYA - Libur lebaran selalu menimbulkan histeria tersendiri. Menembus macet atau berjejalan di bus selama berjam-jam tidak menyurutkan niat untuk melepas rindu dengan kampung halaman.
Berikut kisah perjalanan para pemudik kembali ke perantauan yang naik bus, Selasa (12/7/2016).
Ridho, salah satu penumpang berkisah, jangankan duduk dengan nyaman, bergerak saja sulit dilakukan tanpa menyenggol penumpang yang lain.
Berbeda lagi dengan Budi, penumpang lain lebih beruntung.
Dia mengaku sudah mendapatkan tempat duduk sejak berangkat dari Semarang.
Namun, perjalanannya belum usai, karena ia harus menempuh perjalanan lagi ke Situbondo.
Bapak satu anak ini mengungkapkan penumpang bus cukup lengang di semarang dan mulai padat di Ngawi.
“Ketika sampai kediri, bus sudah penuh sesak oleh penumpang yang berdiri,” kisahnya.
Di kantor keamanan Terminal Purabaya, beberapa laporan kasus kehilangan tercatat.
Mulai dari koper hingga handphone penumpang yang ketinggalan.
Namun Hardjo, Ketua Sub Unit Keamanan dan Ketertiban Terminal Purabaya sudah dihubungi oleh pemiliknya.
Seringkali terdapat masalah juga dengan kuli angkut bus.
Meskipun tidak ada kasus kuli angkut palsu yang mencuri barang penumpang, banyak penumpang yang malah terpisah dengan kuli angkutnya.
Hal ini karena suasana terminal yang padat.
“Dan kuli angkut yang berjalan terlalu cepat dari penumpang. Jadi keduanya malah terpisah,” kisahnya sambal tertawa.
Meski begitu, perjalanan jauh dan melelahkan tidak akan membuat penumpang jera.
Meskipun dengan waktu singkat, penumpang bus mengaku lebih peduli untuk bisa bersua dengan sanak keluarga di kampung halaman. Saktia Golda S