Ujian Nasional 2016

Inilah Sekolah yang Gelar Ujian Nasional Berbasis Komputer di Mojokerto, Jumlahnya Sedikit

#Mojokerto - Jumlah SMA yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer lebih sedikit daripada SMK. Ini jumlah dan alasannya

Penulis: Sudharma Adi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id/Habibur Rohman
Siswa melakukan instruksi terprogram melalui laptop dan komputer pada simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 2 Surabaya, Kamis (24/3/2016). Pada simulasi terakhir ini anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Reni Astuti hadir melihat kesiapan sekolah dan siswa dan berkeliling ke tiap kelas didampingi kepala sekolah SMAN 2 Kasnoko. 

SURYA.co.id I MOJOKERTO - Penerapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini di Kabupaten Mojokerto untuk siswa SMA masih kalah dibandingkan siswa SMK.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Mojokerto, jumlah siswa SMA yang akan ikut Ujian Nasional pada 4-7 April 2016 nanti hampir sama dengan SMK.

Untuk SMA total 6.296 siswa, sedangkan yang SMK totalnya 6.212 siswa. Dari jumlah itu, siswa SMA yang ikut UNBK sebanyak 1918 siswa di enam lembaga.

Sementara, siswa SMK yang ikut UNBK mencapai 4.078 orang atau sekitar 65 persen dari total siswa.

Kepala Dindik Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono menguraikan, peserta UNBK SMK lebih banyak dari SMA, tak lepas dari banyaknya lembaga yang belum siap menggunakan sistem baru itu.

"Banyak madrasah yang belum siap, makanya siswa SMK lebih banyak pakai UNBK," terangnya pada wartawan, Rabu (30/3/2016).

Sementara, dari 37 lembaga SMA, hanya ada lima SMA yang akan menerapkan UNBK, yakni SMAN 1 Sooko, SMAN 1 Puri, SMAN 1 Mojosari, SMAN 1 Kutorejo, dan SMAN 1 Gondang.

Sementara, yang MA, dari 42 lembaga yang ada di Kabupaten Mojokerto, hanya satu yang siap, yakni MA Mojosari.

"Untuk kesiapan UNBK memang dilakukan secara bertahap, dan penerapan ini di Mojokerto memang baru tahun ini," paparnya.

Dengan penerapan UNBK, maka semua soal UN akan dilakukan melalui komputer dan server. Penerapan UNBK ini sudah pernah disimulasikan sejak sebulan lalu dan dua kali uji coba.

Untuk penerapan teknis soal ujian memang tak masalah, hanya saja dia juga perlu memastikan kestabilan listrik saat UN berlangsung.

"Kami sudah menyurati PLN agar memastikan listrik tak padam saat UN berlangsung. Tapi kalau listrik padam, kami sudah meminta sekolah untuk menyiapkan genset," katanya.

Mengenai sekolah yang masih menggunakan Paper Based Test (PBT) atau naskah UN, dia juga memastikan agar tak ada kebocoran soal saat UN nanti.

Usai naskah UN didistribusikan ke Polres Mojokerto pada Selasa (29/3) sore kemarin, berkas soal UN dipilah-pilah dan disimpan di mapolres.

"Agar tak ada kebocoran, kunci untuk menyimpan berkas naskah UN hanya saya dan Kapolres saja yang memegang," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved