Eksklusif Menuju Era Apartemen

Di Apartemen Privasi Terjaga, Tapi Tak Kenal Tetangga Kanan Kiri Kamar

Tinggal di apartemen nyaman karena privasi terjaga. Tapi, ia juga merasa terasing, karena tidak begitu mengenal tetangga kiri kanan kamar

surya/habibur rohman
Fasilitas kolam renang yang ditawarkan apartemen seperti inilah yang banyak menarik minat penghuni dari kalangan mahasiswa. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Luqman Zakaria (22), mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), juga tinggal di apartemen yang dibeli orang tuanya.

Mahasiswa jurusan Bisnis Internasional itu menilai apartemen jauh lebih murah dibanding tinggal di kos.

"Kan, kalau di kos harus bayar uang kos, listrik, dan air. Belum lagi ditambah uang makan sehingga totalnya di atas Rp 500 ribu. Sementara di apartemen, saya hanya bayar uang listrik, air dan perawatan yang tidak sampai Rp 500 ribu,” jelas lelaki asal Tangerang ini.

Luqman membayar service dan maintenence Rp 292 ribu. Untuk listrik, ia menghabiskan Rp 150 ribu. Sementara uang air Rp 60. Namun, khusus uang listrik dan air tergantung pemakaian pengguna.

Sejak awal masuk kuliah, Luqman tinggal di apartemen Soekarno Hatta Kota Malang.

Orang tuanya sengaja membelikan satu unit ruangan agar ada tempat singgah saat berkunjung ke kota berhawa sejuk itu.

Lagi pula unit kamar kelas eksekutif yang dibeli juga bisa dipakai Luqman setelah lulus dan bekerja nanti.

Luqman menjelaskan, tinggal di apartemen nyaman karena privasi terjaga. Tapi, ia terkadang juga merasa terasing, karena tidak begitu mengenal tetangga kiri kanan kamarnya.

Kondisi ini berbeda dengan ketika hidup di kelurahan atau kos-kosan. Untuk menyiasati hal tersebut, Luqman sering mengajak teman-teman ke apartemen.

Pergeseran gaya hidup mahasiswa ini sudah disadari betul oleh para pebisnis apartemen. Itu sebabnya, mereka pun berlomba-lomba membidik pangsa pasar ini.

PT Pakuwon Jati Tbk, misalnya, mengembangkan apartemen Educity. Unit yang disediakan tidak tanggung-tanggung, sebanyak 3.500 unit yang terbagi dalam empat menara.

Lalu, PT Adhi Persada Properti yang menggarap Grand Taman Melati senilai Rp 500 miliar juga menyediakan 1.053 unit.

Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan, apartemen khusus untuk mahasiswa akan menjadi tren tahun ini dan tahun-tahun mendatang.

Selain Pakuwon dan Adhi Persada, menurut data Colliers International Indonesia, pengembang lainnya yang aktif membangun apartemen untuk mahasiswa adalah PT PP Properti, Puncak Group, dan PT Aktivitas Putra Mandiri.

PT PP Properti telah melakukan pemancangan tiang pertama proyek apartemen Pavilion Permata Tower di Jl Mayjen Sungkono, Surabaya, Minggu (15/2). (David Yohannes/Benni Indo/Sri Handri Lestarie)

Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA


Sumber: Surya Cetak
Tags
apartemen
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved