Partai Demokrat

Isu Intervensi Luar Picu Soliditas Kader Demokrat

#SURABAYA - Ini menunjukkan kader Demokrat tak mau dipecah belah. Tidak mau mengalami nasib yang sama seperti dua partai lain (Golkar dan PPP)

Penulis: Mujib Anwar | Editor: Yuli
surya/ist
Gubernur Jatim Soekarwo ketika menerima penghargaan Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 25 April 2014 lalu, di Istana Negara, Jakarta. 

SURYA.co.id | SURABAYA - "Aura soliditas dan kekompakan kader yang terpancar dalam kongres kali ini sangat luar biasa,"

Pernyataan tersebut spontan disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Soekarwo, Selasa (12/5/2015), sesaat usai mengikuti pembekalan yang disampaikan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Soekarwo, belum pernah dirinya melihat aura soliditas kader seluar biasa Kongres IV sekarang ini. Baik saat pelaksanaan kongres tahun 2010 di Bandung, maupun ketika kongres luar biasa (KLB) di Bali tahun 2013.

Adanya intervensi dari luar yang membuat soliditas kader dan organisasi menjadi luar biasa.

"Ini menunjukkan kader Demokrat tak mau dipecah belah. Tidak mau mengalami nasib yang sama seperti dua partai lain (Golkar dan PPP)," tegasnya.

Hal senada ditegaskan Ketua DPP Bidang Hukum Benny K Harman.

Menurutnya, kader PD yang hadir di Kongres Surabaya menjadi jauh lebih solid dan kompak, karena mereka menyadari ada kekuatan luar yang ingin ingin memperlemah dan menghancurkan PD.

"Kekuatan di luar itu bersekutu dengan orang-orang di dalam Demokrat. Tujuannya, memperlemah Partai Demokrat agar tidak bangkit pada pemilu 2019 nanti," tegasnya.

Pihak luar itu, lanjut Benny yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI takut dibawah kepemimpinan SBY lima tahun ke depan, PD akan kembali bangkit dan berjaya lagi.

"Makanya kekuatan luar itu berusaha menggunakan berbagai cara untuk mengganggu. Tapi itu ternyata percuma, dan malah menjadikan kader makin solid dan kompak," tandasnya.

Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustapa menambahkan, kader menjadi solid dan kompak menghadapi upaya intervensi dari luar, karena selama 10 tahun menjadi Presiden, SBY tidak pernah mengintervensi partai lain.

"Makanya Pak SBY tegas minta partai lain tidak mengganggu dan menghormati apa yang dilakukan Partai Demokrat. Dan itu sudah disampaikan beliau lewat video di YouTube," bebernya.

Saan menyebut, pihak luar melakukan intervensi karena mereka tidak ingin PD bangkit kembali. Karena kongres IV di Surabaya ini memang akan dijadikan momentum mengembalikan kejayaan dan memenangkan pemilu 2019.

Salah satu indikasi adanya intervensi dari luar adalah, munculnya gerakan yang menamakan "Kaukus Penyelamat Partai Demokrat" atau KPPD.

Kaukus yang anggotanya mantan pengurus atau Ketua DPC yang dipecat DPP ini, mengancam akan menggelar kongres tandingan jika protes dan aspirasinya tak diindahkan.

Sekretaris KPPD M. Eksan menyatakan, ada 161 Ketua DPC yang diberhentikan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarif Hasan dan diganti oleh Pelaksana Tugas (Plt). Dia menilai, pemberhentian dan pengangkatan Plt tidak sah dan karenanya batal demi hukum.

Untuk itu, dirinya minta kongres bisa mengoreksi pencopotan tersebut dan kembali memulihkan status mereka sebagai peserta yang memiliki hak suara.

"Kalau kami tak disertakan, kongres IV ini terancam ilegal. Dan kami juga siap menggelar kongres tandingan," ancamnya.

Saat menyampaikan protes itu, Eksan yang mantan Ketua DPC Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini didampingi belasan mantan Ketua DPC dari berbagai wilayah di Indonesia yang dipecat oleh DPP.

Selain menggelar press release ke media, KPPD juga sempat mendatangi panitia kongres di Hotel Shangri-La, Surabaya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Soekarwo menegaskan, proses pemecatan para ketua DPC sah dan sudah sesuai aturan.

"Pemecatan itu juga usulan dari PAC," tegasnya.

Penyebab dipecat, kata Pakde Karwo antara lain, tidak bisa menjalankan tugas dan ada juga yang membawa lari uang saksi.

"Macam-macamlah sebabnya dan semua ada buktinya," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved