Eksklusif 40 Hari Musibah AirAsia
Naim Berani Ambil Risiko demi Menemukan Korban AirAsia QZ8501
Naim Haryawan punya pengalaman 300 jam terbang bersama pesawat CN-235 Patmar. Dengan pesawat ini pula Naim mampu bermanuver terbang rendah.
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Adi Sasono
SURYA.co.id, SURABAYA - Dalam misi pencarian korban pesawat AirAsia, Mayor Laut (P) Naim Haryawan menerbangkan pesawat CN-235 Patmar (Patroli Maritim) TNI AL. Dengan pesawat jenis ini, Naim punya pengalaman 300 jam terbang dari total 3.500 jam terbang yang telah dilakoninya.
Banyak hal menarik yang dialami Naim saat ikut pencarian korban AirAsia. Salah satunya ketika dia harus terbang cukup rendah di bawah ketinggian ideal CN-235 untuk mengidentifikasi secara tepat objek yang terapung-apung di atas laut.
Tindakan itu bukannya tanpa risiko. Apalagi selama proses pencarian, cuaca dan ketinggian gelombang laut di sekitar lokasi kerap tidak mendukung. Karena itu, perhitungan harus benar-benar dibuat secara matang.
”Kalau tanpa perhitungan, salah sedikit saja bisa membuat pesawat menyentuh air dan tentu saja hal ini cukup berisiko. Dalam penerbangan seperti itu, konsentrasi harus ekstra tinggi,” jelasnya.
Di sisi lain, Naim juga harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin sambil berharap masih ada nyawa penumpang pesawat yang masih bisa diselamatkan.
Di hari kedua dan ketiga pencarian, dia terbang masing-masing selama delapan jam sehari.
”Selama fisik masih kuat serta kondisi pesawat dan cuaca memungkinkan, saya manfaatkan untuk terbang. Turun sebentar untuk makan dan periksa kesehatan,” pungkas pria yang dulu mengenyam pendidikan penerbangan di Yogyakarta tersebut.(sri handi lestari)