Jalur Berat Menuju Rani Pani

SURYA Online, LUMAJANG - Ranu Pani dihuni sekitar 1387 jiwa, terdiri dari 641 laki-laki dan 746 perempuan.

Ada tujuh RT dan dua RW di desa yang menjadi jalur utama pendakian itu.

Hanya ada dua jalur yang menjadi akses keluar masuk desa ini. Jalur Tumpang, Kabupaten Malang dan Jalur Senduro untuk Kabupaten Lumajang.

Kedua jalur itu harus dilalalui dengan membelah hutan. Kondisinya cukup menantang.

Banyak sekali bebatuan dan lubang. Kerusakan jalan, terutama di akses Senduro, mencapai 70 persen. Lebar jalan hanya bisa dilewati satu mobil atau truk.

Di beberapa lokasi, kendaraan roda empat bisa jalan berpapasan. Namun sopir harus memanfaatkan area bahu jalan yang masih berupa tanah.

Sopir harus mahir dan paham betul dengan kondisi tanah yang diinjak kendaraannya.

Di sisi lainnya, ada jurang dengan tingkat kemiringan sampai 40 derajat. Jalan berkelok dan licin, membuat rute ini cukup berbahaya.

Dua jalan sulit inilah yang diandalkan untuk melakukan evakuasi saat bahaya besar mengancam warga.

Jalan ini pula yang menjadi akses warga mendistribusikan hasil pertanian.

Biasanya, warga memasarkan hasil pertanian ke  Kabupaten Lumajang. Ada yang jual langsung, ada pula yang melalui pengepul.

Jarak dari Ranu Pani sampai ke pusat Kabupaten Lumajang mencapai 48 kilometer.

Tim liputan khusus Harian Surya melintasi kedua akses jalan menuju dan keluar Ranu Pani mengendarai motor.

Awal pekan lalu, ada kegiatan bersih jalan yang digelar warga di jalan lintas Ranu Pani dan Senduro.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga akses jalan tetap bisa dilewati.

”Kalau tidak dibersihkan, jalan bisa tertutup pohon. Apalagi, di beberapa lokasi ada hutan bambu. Kadang bambu-bambu itu tumbuh melintang menutup jalan. Jadi kami harus melakukan pembersihan agar jalan tetap bisa dilewati,” kata Hasyim, warga Ranu Pani lainnya. (idl/ben)