Liputan Khusus Ancaman Gunung Berapi

Kentut Gunung Masih Mengepung

Keempat gunung itu terdiri Gunung Semeru, Gunung Raung, Gunung Ijen dan Gunung Bromo.

zoom-inlihat foto Kentut Gunung Masih Mengepung
surya/hayu yudha prabowo
Kondisi wilayah Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang, pasca letusan Gunung Kelud, Minggu (16/2/2014).

SURYA Online, PROBOLINGGO - Erupsi Gunung Kelud, 14 Februari lalu terasa masih terasa di depan mata.

Gunung di Kediri tersebut membuka hari Valentine dengan hujan debu.

Tidak tanggung-tanggung, hampir semua daerah di Pulau Jawa terguyur debu.

Hingga kini ribuan rumah dan infrastruktur rusak masih terlihat jelas di Kediri, Malang dan sekitarnya.

Setelah dua pekan, Kelud  kembali  tenang. Sejak Kamis (20/2/2014) lalu statusnya pun telah diturunkan  dari awas (level 4) menjadi siaga (level 3).

Kelud boleh kembali tidur. Tapi pemerintah, petugas bencana, dan masyarakat Jatim tidak boleh menyusul tidur atau terlena.

Sebab empat gunung berapi di Jatim lainnya masih dinyatakan dalam status waspada.

Gunung-gunung  sewaktu-waktu bisa kentut atau muntah, seperti Kelud.

Keempat gunung itu  terdiri Gunung Semeru, Gunung Raung, Gunung Ijen dan Gunung Bromo.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat hingga akhir pekan lalu, kondisi  gunung ini masih dalam status waspada.

Di luar itu masih ada sederet gunung berapi mengelilingi Jatim, Gunung Lamongan, Gunung Argopuro, Gunung Butak, Gunung Arjuno. Namun statusnya masih aman.

Sama dengan di Kelud, di gunung-gunung berapi aktif itu ratusan ribu warga berdiam menjadi penunggu.
Letusan Kelud menjadi sinyal agar pemerintah dan petugas di Jatim tidak meremehkan gunung-gunung aktif ini.

Apalagi empat gunung yang masuk level waspada. Paling tidak, daerah-daerah mesti sudah memiliki tim tanggap darurat, semacam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Tidak adanya BPBD di Kabupaten Kediri menjadi pelajaran paling berharga dalam kasus erupsi Kelud.

Daerah ini paling kedodoran menghadapi bencana. Pengungsi kebingungan karena tidak mendapatkan penjelasan rute dan peta pengungsian secara detail jauh hari.

Lalu distribusi bantuan mengalami kendala hingga terlambat sampai di tangan pengungsi. (idl/ben)

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved