Liputan Khusus Racun Dalam Makanan

Wajib Beli Test Kit Untuk Uji Makanan

Caranya, memasak sendiri, mengetahui ciri-ciri makanan sehat hingga melakukan tes secara mandiri terhadap makanan yang akan dikonsumsi.

SURYA Online, SURABAYA - Menjadi konsumen yang cerdas menjadi pilihan paling masuk akal agar bisa menghindari makanan mengandung bahan berbahaya.

Caranya, memasak sendiri, mengetahui ciri-ciri makanan sehat hingga melakukan tes secara mandiri terhadap makanan yang akan dikonsumsi.

Perilaku seperti ini jelas perlu. Karena selama ini, masyarakat sebagai konsumen tidak bisa berbuat apa-apa dalam upaya menghentikan peredaran makanan berbahaya.

Dinas Kesehatan atau Balai Pengawasan Obat dan Makanan hingga polisi hanya sesekali melakukan pengawasan dengan razia isidentil seperti saat bulan Ramadan karena peredaran makanan meningkat dari bulan biasanya.

Ningsih (37) ibu rumah tangga di Kota Surabaya ini misalnya.

Ia rela menyisihkan uang Rp 200.000 hingga Rp 400.000 untuk membeli test kit atau alat pengetes boraks dan formalin.

Test kit ini buatan dalam atau luar negeri ini dengan mudah didapat di toko kimia atau apotik serta mulai banyak diperjualbelikan melalui situs online.

"Test kit ini cukup membantu mengetahui mana makanan yang berboraks atau yang berformalin. Cara kerjanya juga gampang dan cepat," kata Ningsih yang memilih test kit buatan Jerman dengan merek Merck.

Ibu tiga anak ini menceritakan, adanya test kit ini memang membuatnya tahu mana makanan yang aman dan makanan berbahaya.

Namun keberadaan test kit ini juga membuatnya geleng-geleng kepala karena membuatnya tahu betapa banyak makanan mengandung boraks dan formalin yang beredar di pasaran.

"Bakso, cilok, tahu, mie ayam, sosis, nuggets, tempura, kerupuk semuanya ada unsur formalin dan boraks. Sampai bingung sekarang kalau mau jajan khususnya buat anak-anak," ucapnya.

Ningsih memilih hanya membeli dua jenis test kit boraks dan formalin, sedangkan test kit untuk zat pewarna non makanan dirinya memilih tidak membeli.

Alasannya, makanan dengan zat pewarna non makanan lebih mudah dideteksi secara kasat mata.

"Warna makanan atau minumannya kan kelihatan, pasti merah, kuning atau hijau banget. Kalau sudah begitu sudah hampir pasti pakai pewarna non makanan," ucapnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ratna (31) warga Kota Malang.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
Tags
klorin
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved