Pilgub Jatim 2013
Sosiolog : BerKah Tak Ugemi Budaya Legowo
Menurut Ali, dalam proses demokrasi, yang harus diugemi dan dipegang teguh adalah budaya legowo dan sportif.
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Titis Jati Permata
lihat foto
SURYA Online, SURABAYA - Sosiolog mengkritik ketidakhadiran pasangan Khofifah Indar Parwansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) dalam Rapat Pleno Rekapitulasi suara manual Pilgub oleh KPU Jatim, tanpa alasan yang jelas, Sabtu (7/9/2013).
Pakar Sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ali Imron mengatakan, ketidakhadiran pasangan BerKah tanpa alasan yang jelas tersebut menunjukkan keduanya kurang sportif dan melanggar komitmen yang disepakati, yakni deklarasi damai siap menang dan siap kalah.
"Itu menunjukkan mereka (Khofifah dan Herman) tidak ngugemi budaya legowo. Siap menang dan siap kalah," tegasnya.
Menurut Ali, dalam proses demokrasi, yang harus diugemi dan dipegang teguh adalah budaya legowo dan sportif.
Jika dua hal itu dipegang teguh, pasti Berkah akan berbesar hati untuk mau mengakui hasil yang rekapitulasi suara manual yang sudah ditetapkan KPU Jatim.
"Tapi hal itu ternyata tak ditunjukkan. Ini yang sangat disayangkan. Mestinya mereka bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat Jawa Timur," tandasnya.
Hal senada ditegaskan Ali menyikapi ketidakhadiran pasangan Bambang DH-Said Abdullah (Jempol) yang juga tak hadir dalam rekapitulasi manual.
Meski alasan Jempol karena mengikuti rapat kerja nasional (Rakernas) DPP PDIP di Jakarta, mereka tetap dinilai kurang sportif.
"Mestinya dua pasangan itu (Berkah dan Beres) mau memberikan apresiasi terhadap hasil Pilgub Jatim. Apalagi, sejauh ini berdasar pemberitaan media, tidak ada pelanggaran yang prinsip," terangnya.
