Istana Pemerintahan Darurat Dijual

Yuskalvin Hanya Berbekal Ijin Dari Ahli Waris Rumah

Dalam proses penjualan rumah sejarah ini, Yuskalvin mengakui memang tidak mengantongi surat kuasa dari ahli waris.

zoom-inlihat foto Yuskalvin Hanya Berbekal Ijin Dari Ahli Waris Rumah
surya/miftah faridl
Rumah yang pernah menjadi tempat persembunyian Bung Karno sekaligus kantor kepresidenan darurat semasa Agresi Militer Belanda I, Juli 1947.

SURYA Online, SURABAYA - Yuskalvin tidak ragu lagi. Dalam iklan rumah yang ditayangkannya di TokoBagus.com,  embel-embel sejarah Bung Karno ia munculkan.

“…..Sejarahnya rumah tersebut pernah dijadikan Istana Presiden Darurat Sukarno sewaktu Agresi Militer Belanda di Yogyakarta antara tahun 1947-1948,” demikian tulis Yuskalvin.

Mendongkrak harga menjadi alasan. Ya, jiwa bisnis memang melekat kuat pada diri Yuskalvin. Ia merupakan pengusaha properti sekaligus agen penjual rumah.

Dalam proses penjualan rumah sejarah ini, Yuskalvin mengakui memang tidak mengantongi surat kuasa dari ahli waris.

Dia hanya berbekal ijin dan permohonan dari teman-temannya yang juga tercatat sebagai cucu Poerbodiningrat.

Sejarah itu pula yang membuat Yuskalvin berani mendongkrak penawaran, jauh lebih tinggi dari harga yang dipatok ahli waris.

Harga dari ahli waris Rp 21 miliar untuk rumah dan lahan  4213 meter persegi dilambungkan menjadi Rp 29 miliar.

Untuk yang satu ini, Yuskalvin menyebut sebagai strategi penjualan saja. “Kan harga itu bisa nego, Yang nego ya antara penawar dengan ahli waris,” katanya.

Yuskalvin sendiri mengaku tidak mematok besarnya biaya jasa penjualan. Bahkan Kalau rumah itu laku di atas harga yang diminta ahli waris, dia tidak akan meminta selisih harga tersebut.

Owner PT Artho Moroland ini rela diberi berapa persen pun dari nilai penjualan.  

“Saya mau dikasih 1 persen, 1,5 persen atau 3 persen terserah ahli waris. Saya niat membantu jual saja karena ada teman saya yang juga ahli waris,” ujarnya.

Sejak mengunggah iklan itu, kata Yuskalvin,  ada saja orang yang menelponnya untuk menawar rumah bersejarah itu.

Hampir setiap hari telponnya berdering. Penelpon menanyakan perihal rumah yang ditawarkan Yuskalvin via situs online.

Namun, ketika diarahkan langsung untuk melihat, penelpon tersebut tak kunjung datang.

Diungkapkan Yuskalvin, ada perusahaan yang sudah melayangkan penawaran. Yang terbaru, Pemkot Jogjakarta juga berniat membeli rumah itu.

Sebelumnya, ada seorang temannya yang menawar lahan beserta rumah itu Rp 3,5 juta permeter persegi. Namun, ahli waris menolaknya. (ab/idl)

Sumber: Surya Cetak
Tags
Jasmerah
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved