SURABAYA | SURYA - Polisi masih menyelidiki kematian misterius Luke Thomas Devine, 23, pengajar EF Plasa Surabaya. Lima teman minum korban di Matchbox Café, Jalan Sumatera, akan dimintai keterangan untuk mengetahui kebenaran dan kondisi korban sebelumnya.
Mereka yang akan di panggil A Alan Schultz, Will Sanders, Richard Dolan, Paul Bratherwick dan Rebecca. Kelimanya adalah ekspatriat yang tinggal di Surabaya dan sama-sama minum di kafé itu.
“Yang jelas mereka itu teman korban. Mereka kami panggil sebagai saksi untuk kros cek saja,” tegas AKBP Anom Wibowo, Kasat Reskrim Polwiltabes Surabaya, Sabtu (27/2).
Apakah mereka juga sama-sama pengajar di EF? Mantan Kasat Pidum Ditreskrim Polda Jatim itu mengaku tidak tahu. Selain memanggil teman korban, penyidik juga menunggu kedatangan orangtua Luke dari Australia untuk pemulangan jenazah.
“Setelah kejadian pihak kedutaan langsung kami beri kabar dan diteruskan ke keluarganya. Mungkin keluarga korban masih perjalanan ke Surabaya,” jelasnya.
Mengenai hasil otopsi jenazah, AKBP Anom belum bisa memastikan, karena masih ditangani pihak rumah sakit. “Kondisi luarnya saja yang kami tahu, tangan, pinggul dan kakinya patah. Untuk hasil otopsi kami masih menunggu dari pihak rumah sakit,” ungkapnya.
Kematian pengajar EF Surabaya Plasa secara misterius itu polisi masih menggali data sebanyak mungkin dan penyidik tidak mau gegabah dalam menangani kasus ini.
Sampai saat ini, polisi masih memperkirakan Luke tewas lantaran mabuk dan terjatuh dari jendela lantai 25. Disinyalir Luke akan memuntahkan isi perutnya, karena habis menenggak arak Bali dicampur minuman berkarbonasi sebanyak tiga gelas.
“Lima teman korban yang akan diperiksa adalah saksi kunci untuk mengetahui apakah korban memang mabuk berat atau tidak,” jelas sumber di kepolisian.
Sesuai keterangan Tabitha, pacar korban kepada polisi, Luke tidak memiliki persoalan yang berat. Hanya saja, korban saat naik taksi dari Matchbox sampai apartemen ngomel karena dilarang temannya naik motor. “Luke ingin pulang naik motor,” jelasnya.
Apakah korban sengaja bunuh diri dan meloncat dari jendela? “Sepertinya tipis kemungkinan itu,” kata sumber Surya.
Dijelaskan sumber tadi, selama di taksi, korban melepas sepatunya dan ingin pergi ke toilet. Begitu sampai di apartemen, korban langsung turun dan naik ke lift lantai I menuju 25. Sementara pacarnya yang juga pengajar di EF menyelesaikan pembayaran. Jenazah korban saat ditemukan di dekat kubah lantai II (lobi) memang tidak mengenakan sepatu.
mif