PBNU Mengecam Komentar Dubes Arab Saudi Soal Reuni 212 di Monas Jakarta
Dalam pandangan PBNU, Dubes Arab Saudi telah melakukan palanggaran keras diplomatik, yakni mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangan
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | JAKARTA - PBNU mengecam komentar Dubes Arab Saudi soal Reuni 212 di Monas, Jakarta.
Duta Besar Arab Saudi, Osamah Muhammad Al-Suaibi, melalui akun Twitter, menyampaikan dalam aksara Arab, yang terjemahannya demikian :
"Aksi jutaan orang untuk persatuan umat Islam sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi yang menyimpang sebulan yang lalu. Acara tersebut dihadiri Gubernur DKI, Anis baswedan, juga dihadiri calon Presiden RI Jendral Prabowo serta Wakil Ketua DPR Fadli Zon"
Twit Osamah pun langsung mendapatkan tanggapan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang langsung disampaikan Kiai Said Aqil Siroj, melalui pesan Rilis, Senin (3/11/2018).
Kiai Said Aqil menjelaskan, Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang senantiasa menjaga ikatan kekeluargaan, sebagai warga bangsa dengan mengokohkan ukhuwah wathoniyah, agar tetap dapat hidup dalam satu bangsa yang saling manghormati atas adanya perbedaan agama, ras, suku, dan golongan.
"Indonesia adalah negara yang memiliki hubungan diplomatik sangat baik dengan Kerajaan Saudi Arabia (KSA), terlebih Indonesia merupakan negara yang mengirim jamaah haji dengan jumlah cukup besar. Setidaknya 20 persen jamaah haji di Saudi adalah rakyat lndonesia. Kami ingin hubungan ini terus terjaga dengan baik, mengingat selain masalah penyelenggaraan ibadah haji," ungkapnya dalam rilis.
• Mahfud MD: Hadir di Reuni 212 Bukan Ukuran Keimanan, Banyak yang Tidak Hadir Imannya Lebih Kuat
• Selain Prabowo Subianto, Ini Daftar Tokoh di Reuni Akbar Alumni 212 dan Fakta-fakta Lengkapnya
• Isi Pidato Prabowo Subianto di Reuni Akbar Alumni 212, Pesannya Disambut Takbir oleh Massa
Kiai Said Aqil Siroj berharap Pemerintah Saudi dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia yang berada di Saudi (baik yang masih menjadl TKI ataupun mukimin) agar mendapat perlakuan dengan adil dan Iebih manusiawi.
"Namun hubungan yang baik ini tenodai oleh pemyataan Osamah Muhammad Al Sualbi (Duta Besar Saudi untuk Republik Indonesia), dengan menyebarkan informasi yang keliru dan menyesatkan sebagaimana dilulis dalam akun twitternya," tegasnya.
Karena tindakan Osamah ini, PBNU menyampaikan tiga hal penting.
Pertama, dalam pandangan PBNU Osamah telah melakukan palanggaran keras diplomatik, yakni mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya. Hal ini jelas mengganggu hubungan diplomatik RI Saudi Arabia, atas dasar ini kami menyampaikan protes keras.
Kedua, Osamah telah dengan sengaja menyebarkan fitnah dengan menuduh bahwa aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi yang dimaksud dengan mengatakan jamaah almunharifah (organisasi yang sasat atau menyimpang).
"Padahal terkait hal ini, GP Ansor sudah memberikan sanksi kepada oknum yang melakukan pembakaran dan tindakan tersebut keluar dari SOP GP Ansor, bahkan kami keluarga Besar NU menyesalkan kejadian tersebut," katanya.
Ketiga, mendesak kepada Pemerintah RI untuk menyampaikan note Kepada Pemerintah Saudi agar memulangkan saudara Osamah sebagai bagian dari sanksi atas tidakannya yang gegabah dengan mencampuri urusan politik Negara Indonesia.