Reuni Akbar Alumni 212
Reuni Akbar Alumni 212 - Kubu Jokowi-KH Maruf Amin Sebut Bukan Ancaman, tapi Bernuansa Politis
Juru bicara Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-KH Maruf Amin, Ahmad Basarah menilai kegiatan Reuni Akbar Alumni 212 bukan ancaman bagi petahana.
SURYA.co.id | JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional ( TKN) Jokowi-KH Maruf Amin, Ahmad Basarah menilai kegiatan Reuni Akbar Alumni 212 bukan ancaman bagi petahana.
Ahmad Basarah juga menilai kegiatan Reuni Akbar Alumni 212 itu harus dihormati. Namun demikian, Ahmad Basarah hanya mengimbau agar kegiatan itu dilakukan sesuai dengan koridor hukum.
"Jadi sepanjang semangat dan niat berkumpul, bereuni dan lain sebagainya dalam bingkai NKRI tak perlu dikhawatirkan, apalagi dianggap satu ancaman," ujar Ahmad Basarah, Rabu (28/11/2018).
• Reuni Akbar Alumni 212 - FPI Sebut Nonmuslim Australia Ingin Hadir, PAN Serukan Kadernya Tidak Ikut
• Inilah Serangkaian Agenda Walikota Surabaya Tri Rismaharini Selama di Korea Utara
"Kita hormati, semangat untuk berkumpul secara lisan, yang penting sesuai koridor hukum," tambah Ahmad Basarah.
Di sisi lain, ia menjelaskan, dulu Ketua MUI yang dahulu mengawal kasus penistaan agama oleh Ahok, kini telah menjadi pendamping Joko Widodo sebagai cawapres.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bagaimana Jokowi menghormati kaum ulama. Dan bukannya menjadikan alat mencapai kekuasaan politik.
• Wali Kota Tri Rismaharini Purnatugas 2021, Muncul 10 Calon Pengganti Risma di Pilwali Surabaya
• 5 Hal Luar Biasa Pernikahan Crazy Rich Surabaya - Ada Kontes Foto Berhadiah iPhone di Welcome Dinner
"Betapa Pak Jokowi menghormati alim ulama, dan bukan sekadar menjadi alat mendapatkan kekuasaan politik dan menjadikan alim ulama itu untuk membangun republik ini," kata Wakil Ketua MPR itu.
Politisi PDI Perjuangan itu pun meminta rakyat sendiri yang menilai bagaimana sikap kubu petahana, khususnya Jokowi terhadap kaum ulama.
"Jadi silakan rakyat yang menilai, mana yang menghormati alim ulama dan mana yang memanfaatkan alim ulama," tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Maruf Amin, Arsul Sani mengatakan terdapat unsur politis dalam aksi Reuni Akbar Alumni 212.
Pertama, ucap Arsul Sani, karena pada awalnya, aksi Reuni Akbar Alumni 212 digelar pertama kali karena ingin agar kasus penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diusut tuntas.
"Dan ini berbeda, 212 yang akan datang ini, kumpul katakanlah zaman ketika bereaksi terhadap Ahok. Kalau ini kan warna politisnya itu kan kental banget," ujar Arsul Sani.
Kini, kasus itu pun telah dianggap selesai karena Ahok telah mendekam di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat atas hukuman yang harus dijalani.
Karena itu, ucap Arsul Sani, massa yang ikut dalam aksi Reuni Akbar Alumni 212 diyakini bukanlah pemilih calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.
"Gini, yang ikut 212 itu sudah bisa dipastikan tidak memilih Pak Jokowi. Jadi ada reuni atau tidak ada reuni, ya tidak ada istilah menggerus suara atau menurunkan elektabilitas atau menaikkan elektabilitas. Itu saja. Karena yg mau ikut 212 itu sudah pasti tidak milih Pak Jokowi. Sudah bisa dipastikan itu," ucap Arsul Sani.
Dihadiri 4 juta orang
Sebelumnya, Ketua Steering Comitte Reuni Akbar Alumni 212, Muhamad Al Khathath mengatakan jumlah massa yang akan hadir sekitar 4 juta orang.