Liputan Khusus

'Sorot Mata Anak Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Terlihat Sangat Takut, Sepertinya Ia Mau Minta Tolong'

Korban ledakan GKI Diponegoro ini sempat bertatap muka dengan anak pelaku bom bunuh diri. "Sorot matanya terlihat takut, seperti mau minta tolong"

surya/sugiharto
Polisi melakukan olah TKP di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro pasca meledak, Minggu (13/5/2018) pagi. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Yesaya Bayang, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro masih ingat betul sebelum bom itu meledak, Minggu (13/5/2018).

Ia sempat melihat salah satu dari anak pelaku yang masih kecil itu melihat kepada dirinya.

Saat Yesaya mengejar si anak perempuan ini sempat menoleh. Sorot matanya terlihat penuh belas kasih,

“Saat si anak kecil ini menoleh saya melihat sorot mata anak ini kelihatan sangat takut sepertiya ia mau minta tolong. Ia minta belas kasih, tapi oleh ibunya ditarik terus untuk berjalan cepat. Kasihan sekali anak itu,” kenangnya.

Salah satu dokter RSAL yang merawat Yesaya, dr Dinar Rahmania Sp BP-RE menjelaskan luka yang dialami Yesaya sangat parah.

Bagian wajah yang terkena ledakan seperti luka di bagian bibir yang tembus hingga ke hidung, rahang kiri, luka di bagian telinga kirinya yang hampir membuat ia kehilangan telinga karena sudah hampir putus.

Ingin Segera Bertugas

Korban lain, yang juga dirawat, Ari Setiawan, masih mencoba duduk di kasur Dr Ramelan Surabaya, pertengahan pekan lalu.

Salah satu korban bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya itu sudah membaik, meski belum pulih sepenuhnya.

Ia pun ingin kembali lagi memakai seragam satpam dan lekas bertugas di gereja yang sama.

Sang istri, Sri Wahyuni, duduk di kursi samping dipan tempat Ari beristirahat.

Tak banyak aktivitas yang mereka kerjakan setelah hampir sepuluh hari menjalani pengobatan rumah sakit.

Banyak kisah sebenarnya yang bisa Ari tuturkan tentang ledakan bom ketika itu.

Tapi, ia mencoba menghapus semua kenangan buruk tersebut.

“Saya sudah menerima semua. Saya mencoba melupakan semua,” kata Ari, membuka perbincangan dengan Surya.

Ari belum bisa berbicara secara tegas. Mulutnya masih membengkak akibat luka.

Mata kirinya pun masih meradang. Pandangannya masih buram.

Tapi, kondisi itu sudah jauh lebih baik sejak ia dirujuk ke RSAL dari RS Bedah. (Aflahul Abidin/Wiwit Purwanto)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved