Menapaki Jejak Satria Mbalelo Ronggolawe

dendam membutakan hatinya dan ia memilih mbalelo agar didengar Majapahit... tapi, meregang nyawa di tangan Mahesa Anabrang....

Editor: Tri Hatma Ningsih

M Nurfahrul Lukmanul Khakim
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
fb.com/fahrul.khakim


JEJAK
Ronggolawe sebagai pahlawan atau pemberontak menarik untuk ditelusuri. Sosoknya yang gigih dan berkomitmen tinggi pada negara layak dijadikan inspirasi pembelajaran cinta Tanah Air. Di lahan pemakaman di tengah Kota Tuban, Ronggolawe bersemayam dengan damai.

 

Kisah Ronggolawe begitu melegenda. Ronggolawe menuntut keadilan saat Empu Nambi diangkat sebagai Patih Amangkubumi. Ronggolawe merasa lebih berhak mendapat jabatan karena dia banyak berjasa dalam pembukaan hutan Tarik dan pengusiran tentara Tar-tar. Selain dia putera Arya Wirajaya, yang telah banyak membantu Nararya Sangramawijaya sekaligus salah seorang sahabat pembesar Majapahit. Jasa Empu Nambi dianggap tak sebesar jasa Ronggolawe yang banyak bergelut di lapangan.

 

Begitu kecewanya, Ronggolawe kembali ke Tuban membawa dendam. Usaha Wirajaya, ayahnya untuk menginsyafkannya gagal. Ronggolawe berniat memberontak agar kekecewaannya didengar Raja Majapahit. Namun di tepi sungai Tambak Beras, Ronggolawe dikalahkan Ki Mahesa Anabrang, panglima perang Majapahit yang baru pulang dari seberang, yang sudah terbiasa melihat banjir darah serta berlayar di lautan darah. Majapahit berduka atas wafatnya sang pejuang asal Tuban itu.

 

Sebuah makam di Kota Tuban ini dipercaya warga sekitar sebagai makam Ronggolawe. Tetapi tak ada sumber sejarah dan bukti peninggalan lain yang mendukung makam tersebut makam mantan Adipati Tuban. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat tak membenarkan atau menyanggah keberadaan makam tersebut karena berbagai alasan. Makam Ronggolawe yang ada sekarang terletak di lahan pemakaman Islam. Padahal semasa hidupnya, ia seorang Hindu.

 

Menurut cerita para leluhur, dipercayai dulu abu jenasah Ronggolawe sebagian dilarung di laut dan sebagian lagi didharmakan di makam tersebut. Sejak perkembangan Islam yang pesat, makam Ronggolawe kemudian diislamkan oleh warga sekitar. Semua keterangan ini penulis dapat saat wawancara dengan juru kunci makam Ronggolawe, Rofik Yulistiono. Makam tersebut mungkin untuk menunjukkan bukti eksistensi Ronggolawe sesungguhnya sekaligus  monumen mengenang jasa sang Adipati kedua Tuban.

 

Selain itu, di Tuban juga dibangun banyak monumen dengan figur kuda hitam. Salah satu patung monumen tersebut ada di alun-alun Kota Tuban sekarang. Lambang Kabupaten Tuban pun melekat ciri khas Ronggolawe yaitu kuda hitam.

 


 

Sumber: Surya Cetak
Tags
Ronggolawe
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved