Luka Sejarah dalam Sastra

begitu banyak keajaiban yang bisa ditemukan dari sebuah buku.... bahkan sejarah berbilang abad pun bisa terselami...

Editor: Tri Hatma Ningsih
zoom-inlihat foto Luka Sejarah dalam Sastra
M Nurfahrul Lukmanul Khakim

 

 

M Nurfahrul Lukmanul  Khakim
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang
fb.com/fahrul.khakim

BANYAK cara untuk belajar sejarah, salah satunya lewat karya sastra pemenang Kusala Award 2014 ini. Meski pembelajaran di sekolah seringkali melupakan aspek membaca karya sastra sebagai pemicu semangat siswa untuk cinta membaca.

 

Herder, ahli sejarah, mengungkapkan sejarah ialah proses menuju tercapainya kemanusiaan yang tertinggi. Karya sastra yang terangkum dalam buku kumpulan cerpen ini berusaha mengaitkan sejarah kolonial Belanda di Indonesia dari sisi kemanusiaan. Suatu karya kreatif karena berhasil mengangkat sisi lain di balik mitos kelamnya 350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia.

 

Buku ini berisi 13 cerita pendek tentang kolonialisasi Belanda di Indonesia. Sebagian besar cerita tentang pengkhianatan Belanda pada pribumi atau pribumi pada Belanda atau begitu sebaliknya. Cerpen Semua untuk Hindia menunjukkan pembantaian Belanda di Bali, dibalut nuansa adat yang kental. Bagian seperti ini jarang diangkat dalam karya sejarah ilmiah di Indonesia.

 

Nuansa ketegangan dibangun melalui perilaku para tokoh utama yang selalu berujung pada jalan dilematis. Terlihat jelas pada cerpen pembuka berjudul Selamat Tinggal Hinda. Martin, seorang wartawan Belanda, hendak membujuk Geertje, perempuan Belanda, untuk kembali ke kamp Belanda pada masa pendudukan Jepang.

 

Geertje menolak dan memilih bersembunyi di rumahnya di Gunung Sahari. Martin terpaksa meninggalkannya karena situasi saat itu sungguh berbahaya bagi orang Eropa, karena mereka menjadi sasaran pembantaian pribumi dan Jepang. Beberapa bulan kemudian, ketika Martin kembali untuk meliput di Gunung Sahari. Dia mendapati kenyataan mengejutkan. Geertje ternyata dalang di balik semua gerakan bahwa tanah mendukung kemerdekaan Indonesia.

 

Kumpulan cerpen Semua untuk Hindia didasarkan pada sumber sejarah dan lukisan sejarah yang sezaman membuat karya sastra sejarah ini layak dijadikan bacaan alternatif untuk mengenal sisi lain kolonial Belanda di Indonesia. Pemilihan diksi yang tepat menjadi senjata utama dalam membuat karya sastra sejarah yang berkualitas sehingga tidak hanya memaparkan data yang membosankan.

 

Ilustrasi pada setiap cerita turut memperkuat atmosfer realitas sejarah dalam karya sastra ini. Sayangnya, kehadiran beragam tokoh dalam setiap cerita mungkin akan membuat pembaca bingung namun hal ini dapat disiasati penulis dengan gaya bercerita sederhana dan apa adanya. Kehadiran buku ini diharapkan bisa memberikan refleksi dan pandangan baru mengenai sejarah Indonesia, terutama saat dijadikan bahan bacaan alternatif bagi siswa di sekolah.

 


 

Sumber: Surya Cetak
Tags
cerpen
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved