Dibangun Sejak 1937, Hotel Rembangan Jember Jadi Saksi Zaman Kolonial Hingga Disinggahi Bung Karno

Hotel Rembangan di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur, selain sebagai destinasi wisata, ternyata juga menyimpan jejak sejarah zaman kolonial.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: irwan sy
Imam Nawawi/TribunJatim.com
PENINGGALAN SEJARAH - Lokasi halaman Hotel dan Resto Rembangan Jember, Jawa Timur, Selasa (14/10/2025) Hotel Rembangan di Jember ini dibangun di era kolonial pada 1937. 

SURYA.co.id, JEMBER - Hotel & Resto Rembangan di Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur, selain sebagai destinasi wisata, ternyata juga menyimpan jejak sejarah zaman kolonial.

Berdasarkan catatan sejarah, gedung yang berada di Puncak Rembangan Jember ini dibangun oleh pengusaha asal Belanda bernama Hofstide pada 1937.

Para kolonial Belanda memanfaatkan Hotel Rembangan sebagai tempat penginapan dan rekreasi, terutama bagi pengawas perkebunan kopi dan kakao di Lereng Gunung Argopuro.

Namun setelah Indonesia merdeka, tempat diambil alih Pemkab Jember untuk dijadikan aset wisata regional.

Hingga kini struktur bangunan Hotel Rembangan masih khas Belanda, baik bentuk maupun materilnya, Rabu (15/10/2025).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember Bobby A Sandy mengatakan, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno pernah bersinggah di hotel Rembangan pada 1950an.

"Ada kabar yang digunakan Bung Karno untuk singgah dan ditempati disana, tepatnya di kamar Melati 01 tepat diatas restoran," ujarnya.

Menurutnya, pengelola hotel hingga kini masih merawat betul kamar singgah sang Proklamator, supaya jejak sejarahnya tidak menghilang.

"Sampai sekarang masih utuh, terjaga dan masih bagus bahkan view pemandangannya sangat indah dari kamar Melati 01 itu," ucap Bobby.

Bobby menjelaskan puncak Rembangan merupakan wisata alam dan edukasi paling dengan dengan kawasa Jember Kota.

"Dapat ditempuh dengan kendaraan dari Jember Kota selama 20 hingga 30 menitan sudah sampai," kata dia.

Selain itu, kata dia, suasana pemandangan di Puncak Rembangan sangat menarik, khusunya saat sore ataupun malam hari.

"Kalau sore bisa dapat view city, kalau malam dapat melihat gemerlap lampu cahaya," imbuh Bobby.

Kalau pagi hari, Bobby mengungkapkan pengunjung bisa mendapatkan udara sejauh dengan sensasi pemandangan perkebunan.

"Dapat melihat hutan di atas gunung, dengan udara sejuk ala pegunungan," bebernya.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved