Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Kehilangan Kaki Tapi Tetap Semangat, Ini Kisah Syaiful Korban Selamat Tragedi Ponpes Al Khoziny

Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Saiful Rosi Abdillah, selamat dari reruntuhan meski kehilangan kaki. Kini ingin punya kaki palsu dan mondok lagi.

Tangkap layar YouTube SURYA.co.id
KORBAN SELAMAT - Syaiful Rossy Korban Selamat Tragedi Ponpes Al Khoziny. Kehilangan Kaki Tapi Tetap Semangat. 

SURYA.co.id - Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menyisakan kisah pilu sekaligus penuh harapan.

Salah satu santri yang selamat adalah Saiful Rosi Abdillah, yang kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah kaki kanannya harus diamputasi akibat tertimpa reruntuhan beton.

Saiful masih mengingat jelas momen mengerikan saat bangunan ponpes runtuh. Ia sempat melafalkan istigfar berulang kali, merasa ajal sudah dekat.

“Selama tiga hari itu saya terus baca istigfar. Dalam pikiran cuma ada kata ‘mati, mati, mati’. Tapi Allah masih kasih saya hidup,” ujarnya lirih, melansir dari tayangan youtube SURYA.co.id

Santri muda itu sempat berusaha menyelamatkan diri bersama saudaranya.

Namun langkahnya terhenti ketika beton besar menimpa kakinya. Ia terjebak selama berjam-jam sebelum akhirnya dievakuasi tim penyelamat.

“Pertama saya ditarik sama saudara, terus jatuh. Saya sempat teriak minta tolong, tapi disuruh diam dan menunggu bantuan,” kenangnya.

Evakuasi Dramatis dan Luka yang Tak Terlupakan

Menurut kesaksian warga, Saiful merupakan salah satu korban terakhir yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan.

Kakinya terjepit kuat di bawah beton, membuat tim penyelamat harus bekerja ekstra hati-hati.

Ayah Saiful, Idrus, tak kuasa menahan haru ketika mengetahui anaknya masih hidup.

“Saya sempat berpikir anak saya sudah tidak ada. Tapi saat dapat kabar dia selamat, rasanya campur aduk antara tak percaya dan bersyukur,” ujar Idrus.

Baca juga: Ada Jenazah Sujud Lindungi Haikal dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Tim Ungkap Momen Menegangkan

Sayangnya, kondisi kaki kanan Saiful tak bisa diselamatkan dan akhirnya harus diamputasi di rumah sakit.

Harapan Baru: Kaki Palsu dan Kembali Mondok

Kini, setiap hari Saiful menyampaikan satu permintaan sederhana kepada orang tuanya: ingin memiliki kaki palsu.

“Anak saya sering bilang, ‘Pak, saya mau minta kaki palsu biar nggak minder sama teman-teman’. Itu yang dia ucapkan terus setiap hari,” kata Idrus.

Meski kehilangan satu kaki, semangat Saiful untuk menuntut ilmu agama tak surut.

Ia bertekad untuk kembali mondok di Ponpes Al Khoziny setelah sembuh.

“Kalau sudah sembuh, saya ingin mondok lagi di Al Khoziny,” ujar Saiful dengan senyum tipis.

Sang Ayah: “Ini Takdir Allah, Kami Ikhlas”

Ketika ditanya apakah pihak keluarga berencana menuntut pihak pondok, Idrus dengan tegas menolak.

“Saya tidak menuntut siapa pun. Saya yakin ini takdir Allah. Kami ikhlas menerima semua ini,” tuturnya.

Meski belum ada kepastian kapan Saiful akan pulang, keluarganya terus memberikan dukungan penuh agar ia lekas pulih secara fisik maupun mental.

31 Kantong Jenazah Korban Masih Diidentifikasi

Sementara itu, masih ada 31 kantong jenazah korban runtuhan Gedung Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo yang masih dalam proses diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, pada Rabu (8/10/2025). 

Sebelumnya, petugas medis Forensik berhasil mengidentifikasi 34 jenazah korban, lalu diserahkan kepada pihak keluarga korban. 

Terbaru, pada Selasa (7/10/2025), sudah ada 17 nama korban yang berhasil diidentifikasi oleh petugas medis Forensik. 

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, sampai hari Rabu sudah ada total 34 jenazah dan dua body part yang diwadahi 36 kantong jenazah. 

Artinya, masih ada 31 kantong jenazah di RS Bhayangkara yang sedang diteliti oleh Tim DVI. 

Bahkan, guna mempercepat proses identifikasi tersebut, pihaknya juga telah mengirimkan 14 sampel Ante-Mortem (AM) untuk diuji Tes DNA ke RS Bhayangkara TK I Pusdokkes Polri di Jakarta. 

Sehingga, dr Khusnan optimistis proses identifikasi terhadap seluruh jenazah dapat rampung kurun waktu empat hari. 

"Gak ada kesulitan. Jadi kami kombinasi 2 (metode), AM dan PM kami lakukan rekonsiliasi. Kami pakai dua-duanya, dari Uji Laboratorium DNA kami gunakan, medis, dan data properti. Ini kan masih 31 kantong. Selasa kirim 14 sampel DNA," ujarnya saat ditemui awak media di RS Bhayangkara Surabaya, pada Rabu (8/10/2025). 

Berikut nama-nama korban yang berhasil teridentifikasi atau diketahui namanya;

1) Maulana Alfan Ibrahimavic, 

2) Muhammad Soleh, 

3) Mohammad Mashudulhaq, 

4) Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 

5) Muhammed. Agus Ubaidillah, 

6) Firman Noor, 

7) M Azka Ibadurrahman, 

8) Daul Milal. 

9) Nuruddin, 

10) Ahmad Rijalul Haq, 

11) Mohamad Royhan Mustofa, 

12) Abdul Fattah, 

13) Wasiur Rohib, 

14) Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 

15) Moh Davin, 

16) Muhammad Ali Rahbini, 

17) Sulaiman Hadi.

18) Mohammad Anas Fahmi, 

19) Muhammad Reza Syfai Akbar, 

20) Afifuddin Zarkasi, 

21) Moh. Rizki Maulana Saputra,

22) Moh. Ubaidillah, 

23) Virgiawan Narendra Sugiarto, 

24) Moch Ali Sirojuddin. 

25) Muhammad Azam Habibi, 

26) M Maulidy Hasany Kamil, 

27) Ach Fathoni Abil Falaf,  

28) M Azam Alby Alfa Himam, 

29) Khoirul Mutaqin, 

30) Farhan, 

31) Syafiuddin, 

32) Achmad Ghiffary Haekal Nur,

33) Muhammad Ubaidillah, 

34)  Achmad Alby Fahri. 

Penyelidikan Tetap Dilakukan

Sebelumnya, Anggota Polda Jatim bakal menyelidiki penyebab ambruknya bangunan bertingkat Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang menewaskan 67 orang santri, namun setelah proses evakuasi selesai dan identifikasi jenazah korban dinyatakan rampung sepenuhnya. 

Hal tersebut disampaikan Kabidhumas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast saat ditemui awak media di Mapolda Jatim, pada Selasa (7/10/2025). 

Rencana penyelidikan atas insiden tersebut sempat disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, pada beberapa kesempatan. 

Bahwa proses penegakkan hukum tersebut pasti akan dilakukan oleh pihak Kepolisian manakala aspek Kemanusiaan yakni proses evakuasi pencarian dan penanganan terhadap korban tertimbun runtuhan benar-benar dinyatakan rampung sepenuhnya. 

Artinya, manakala memang di area lokasi runtuhan bangunan tersebut, berhasil dibongkar dan diketahui sudah tidak lagi ada korban yang terjebak. 

Dan, tentunya, sudah tidak lagi ada pihan keluarga yang mengaku masih kehilangan anaknya. 

Maka, lanjut Jules, proses penyelidikan guna mengungkap penyebab ambruknya bangunan tersebut, bakal dilakukan 

"Namun saat ini perlu saya tegaskan bahwa fokus kami masih dalam upaya pencarian, kemudian evakuasi terhadap korban-korban robohnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo," ujar mantan Kabid Humas Polda Jabar itu. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved