Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Imbas Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk saat Dicor, Menag dan Cak Imin: Hentikan Tradisi 'Nguli'

Pemerintah menyoroti tradisi nguli yang dilakukan para santri sebelum tragedi ambruknya ponpes tersebut. Cak Imin minta dihentikan.  

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase surya.co.id/luhur pambudi
HENTIKAN - Menko PMK Muhaimin Iskandar dan Menteri Agama Nasaruddin Umar sepakat agar para pondok pesantren menghentikan tradisi nguli, imbas ambruknya bangunan ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 

Karena itu, pemerintah akan mendorong agar semua pesantren melakukan konsultasi dengan Dinas PU untuk memastikan keamanan bangunan.

“Kita akan minta semua pesantren berkoordinasi. Jadi tidak boleh lagi ada bangunan yang didirikan tanpa persetujuan Dinas PU,” ujarnya. 

Ia juga menambahkan bahwa Menteri PU dan jajarannya akan melakukan audit terhadap bangunan pesantren yang dianggap rawan, sebagai langkah preventif agar tragedi seperti ambruknya mushala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, tidak terulang.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyoroti tradisi santri yang terlibat dalam kegiatan pembangunan atau “ngecor” di pesantren. 

Ia mengakui bahwa di beberapa daerah, kegiatan tersebut sering dilakukan sebagai bagian dari gotong royong.

“Ya, di daerah memang ada tradisi kerja sama dan gotong royong itu,” kata Nasaruddin di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Namun, Nasaruddin membedakan antara kegiatan ringan seperti membersihkan halaman dengan pembangunan yang berisiko tinggi. 

“Kalau hanya membangun halaman atau membersihkan ruangan, santri bisa dilibatkan. Tapi kalau bangunan bertingkat atau besar, harus menggunakan tenaga profesional. Anak-anak itu harus pakai helm, tidak mudah mendaki gedung bertingkat. Jadi itu tidak bisa dilakukan oleh santri,” jelasnya.

Keluarga Korban Minta Diusut kalau Ada Kelalaian

PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur.
PENGHORMATAN TERAKHIR - Warga menurunkan peti jenazah Moh Royhan Mustofa (17) menuju mobil ambulans menuju komplek pemakaman umum setelah dishalatkan di Masjid Syaikhona Yahya di Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Royhan berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur. (SURYA.co.id/Ahmad Faisol/M Taufik)

Keluarga korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo meminta proses hukum tetap dijalankan seiring dengan upaya identifikasi korban yang masih berlangsung.

"Untuk keluarga pada saat ini sangat terpukul sekali. Kita sangat kehilangan sekali pada anak kami," kata salah satu keluarga korban, Fauzi, warga asal Madura yang berdomisili di Depok, Jawa Barat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Selasa (7/10/2025) malam.

Anaknya Toharul Maulidi (16) kelas 3 SMP menjadi korban selamat. Namun, empat keponakannya atas nama Albi, Ubaidillah, Haikal Ridwan, dan Muzaki Yusuf meninggal dunia.

Ia mempertanyakan kondisi sebelum insiden ponpes Al Khoziny ambruk, yakni kenapa masih ada aktivitas pengecoran di lantai atas, sementara di bawah ada santri yang sedang salat.

"Pada saat itu ada aktivitas ngecor di atas, dan di bawah ada yang salat. Nah, itu kan SOP-nya dari mana? saya tekankan kalau memang ada pelanggaran hukum di situ, ada kelalaian manusia, dia harus diproses, siapapun itu. Tidak memandang itu status sosial siapa, hukum harus ditegakkan," ujarnya.

Hingga saat ini, kata dia, keluarga belum menempuh langkah hukum secara langsung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved