Berita Viral
Keikhlasan 3 Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny yang Tubuhnya Diamputasi, Kondisi Haikal Tak Terduga
Keikhlasan ditunjukkan tiga korban runtuhan musala Ponpes Al Khoziny yang anggota tubuhnya diamputasi. Ada yang ingin balik ke pondok.
Diceritakan, saat itu dia tengah salat Ashar berjamaah di musala.
Di rakaat pertama, ada serpihak-serpihak kecil dan kayu yang terjatuh dari atas.
"Kayak gak ada apa-apa," katanya.
Kemudian, masuk rakaat kedua lantai atas langsung runtuh menghujam ke bawah.
"Saya ditarik sama saudara saya. saudara saya lari, saya ikut lari, jatuh. kaki ketimpa reruntuhan," ungkapnya Rosi yang mengaku masih sadar saat itu.
Setelah tubuhnya terjepit reruntuhan, Rosi mengaku sudah pasrah.
Awalnya dia berteriak meminta tolong, namun oleh anak-anak lainnya diminta diam sambil menunggu regu bantuan.
"Udah diem aja, tunggu bantuan. Hemat oksigen," katanya.
Selama tiga hari, Rosi hanya bisa baca salawat dan istighfar bersama anak-anak lainnya.
"Pikiran sudah mati. mati, mati. Pasrah," akunya dengan suara lirih.
Setelah tiga hari, datang seseorang berteriak menanyakan apakah ada orang di dalamnya.
Rosi pun langsung berteriak menjawabnya.
"Ada pak, sini pak, tolong-tolong. Iya, tunggu tunggu. Ditanyaian namanya siapa," katanya.
Akhirnya, tim SAR berusaha mengevakuasi Rosi dengan mengebor beton yang menutupinya.
Saat itu, dia terpaksa menepis tangan temannya yang sudah tak berdaya di sampingnya karena harus ditarik ke luar oleh tim SAR.
"Saya disuruh duluan. Timnya masuk ngebor cor-coran yang ada di kaki, diangkat," ungkapnya.
Meski insiden itu hampir merenggut nyawanya, Rosi mengaku tidak trauma mondok.
Dia bahkan bertekat akan melanjutkan belajar di Ponpes Al Khoziny.
"Kalau udah sembuh, mau melanjutkan mondok," pungkasnya.
Nur Ahmad Ikhlas Kehilangan Lengan

Kisah tak kalah memilukan dialami Nur Ahmad, santri lainnya.
Nur Ahmad harus rela kehilangan lengannya setelah diamputasi akibat tertimpa beton runtuhan bangunan ponpes.
Keputusan amputasi di tempat kejadian itu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Nur Ahmad agar tidak banyak kehilangan darah kalau harus menunggu runtuhan beton diangkat dahulu.
Nur Ahmad mengaku tidak mampu melarikan diri setelah sejumlah batu dan beton menimpa tubuhnya.
Diceritakan, awalnya dia tidak merasakan tanda-tanda kejanggalan sebelum bangunan tiga lantai itu ambruk saat salat Asar pada Senin (29/9/2025).
Namun, tiba-tiba musala Ponpes Al Khoziny yang tengah dibangun itu runtuh dan menimpa para santri.
"Rakaat kedua kejadiannya. Langsung jatuh betonnya,” kata Ahmad saat dirawat di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).
Lengan kirinya tertimpa beton dan tidak lagi bisa digerakkan.
“Enggak bisa (menyelamatkan diri), langsung kena tangan. Enggak (tahu sebelah ada siapa), enggak melihat mukanya. Jadi waktu ruku, langsung tiarap setelah ada reruntuhan,” ujarnya.
Saat terjebak, Ahmad berusaha bertahan hingga akhirnya mendengar suara petugas evakuasi.
Ia langsung berteriak meminta tolong.
“Iya saya teriak minta tolong, ada (petugas) yang mendengar. Bertahannya dari sore sampai malam. Ya sakit (ketika disuntik bius), katanya harus tenang,” ucapnya.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Saiful Rosi Abdillah
Haikal
Nur Ahmad
Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk
Eksklusif
Multiangle
Meaningful
SaksiKata
TribunBreakingNews
Running News
SURYA.co.id
Acungan Jempol Pramono Anung Tak Langsung Luluhkan Purbaya Soal Pembangunan Gedung, Tapi Setuju Ini |
![]() |
---|
Anak Eks Wali Kota Ditangkap karena Curi Sepatu Jemaah di Masjid Raya At-Taqwa Cirebon |
![]() |
---|
Perjuangan Sutarwo, Petani Asal Tegal Sekolahkan Anak hingga Sarjana UNJ: Jangan Kayak Bapaknya |
![]() |
---|
Dulu Tuntut Rp 125 Triliun atas Gugatan Ijazah Gibran, Kini Subhan Ajukan Damai dengan 2 Syarat |
![]() |
---|
Alasan Menkeu Purbaya Tarik Anggaran MBG yang Tak Terserap, Beri Waktu ke Luhut hingga Oktober 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.