Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk
Rintihan Haikal Sebelum Dievakuasi dari Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny: Semuanya Sakit
Haikal, santri yang viral berkomunikasi dengan tim SAR saat terjebak di reruntuhan Ponpes Al Khoziny, akhirnya dievakuasi.
SURYA.CO.ID I SURABAYA - Haikal, santri yang berkomunikasi dengan tim SAR saat terjebak di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, akhirnya dievakuasi.
Sebelumnya video saat Haikal berkomunikasi dengan tim SAR sempat viral di medias sosial.
Dalam video itu, anggota Tim Rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Aziz sempat menanyakan kondisi Haikal dan satu temannya bernama Yusuf yang masih terjepit di antara beton dan puing-puing, secara bergantian.
"Yusuf, umurmu berapa?" tanya Aziz.
"16 tahun," jawab Yusuf.
Baca juga: Hari Ini Total 7 Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al Al Khoziny Sidoarjo Berhasil Dievakuasi
"Apa yang luka?" tanyanya lagi.
"Tidak ada," ucap Yusuf.
"Tidak ada ya, cuma perut kejepit ya," kata Aziz.
"Iya," jawab Yusuf.
Selanjutnya, Aziz menanyakan kondisi korban lainnya bernama Haikal yang tak jauh dari posisi korban Yusuf.
"Haikal, kamu yang sakit apa, nak?" tanya Aziz.
"Semuanya sakit," jawab Haikal.
"Oke, semangat ya, sabar ya nak ya. Aku Aziz dari Rescue Surabaya. Sabar ya, ini usaha," ucap Aziz.
Setelah itu, Aziz berkomunikasi dengan tim rescue DPKP Surabaya melalui handy talkie.
Ia melaporkan kondisi kedua korban yang masih terjepit kepada petugas lainnya.
"Butuh beberapa waktu ya. Ini saya berjalan merayap saja kesulitan," ujarnya.
"Untuk Haikal di arah jam 1 ya. Kurang lebih 2 meter dari jarak saya. Untuk saudara Yusuf arah jam 12 dari saya kurang lebih 4 meter," ujar Aziz.
Setelah melalui perjuangan keras, Haikal akhirnya berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10/2025) siang.
Santri yang sudah tiga hari bertahan di bawah reruntuhan itu, masih selamat.
“Iya, ada dua yang berhasil dievakuasi. Salah satunya Haikal. Dalam keadaan masih hidup, dan sekarang dibawa ke rumah sakit,” kata seorang petugas di lokasi kejadian.
Selain Haikal, ada satu lagi korban yang berhasil dievakuasi dalam waktu hampir bersamaan. Namun. korban tersebut dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Satu Korban Diamputasi di Lokasi
Sebelumnya, tim medis RSUD R.T. Notopuro mengamputasi salah satu santri agar bisa diselamatkan dari himpitan reruntuhan bangunan.
Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro, Dokter Atok Irawan mengatakan amputasi dilakukan pada lengan kiri korban berinisial NA.
Sebelum amputasi, pihak keluarga sempat protes karena merasa tidak dimintai persetujuan.
Akhirnya, kata Atok, salah satu petugas medis RSUD R.T. Notopuro langsung menjelaskan kondisi yang ada di lokasi.
Menurut dia, langkah tersebut diambil karena alasan darurat.
"Tadi malam sempat yang diamputasi di tempat, keluarga sempat protes, enggak setuju. Ya gimana kalau kondisi darurat, sempat nanya 'Siapa yang mengizinkan?'," sambung dia.
"Untungnya dokter kami menjelaskan dengan lembut, dengan sabar, alhamdulillah bisa menerima. Karena situasinya sempit, ini juga sebenarnya membahayakan jiwa nakes kami," tambah dia.
Selanjutnya, dokter yang bertugas langsung melakukan penanganan pertama setelah proses amputasi.
Kemudian, korban dibawa untuk mendapatkan perawatan di RSUD R.T. Notopuro.
"Jadi tetap pertolongan, (korban) dibius di sana, lukanya (amputasi) ditutup cuma akhirnya dilakukan pembersihan lagi, dijahit ulang sampai pukul 01.30 WIB baru selesai," ucap dia.
Lebih lanjut, Atok mengungkapkan, korban yang diamputasi tersebut sempat menjalani perawatan di IGD.
Di sisi lain, kondisinya kini sudah berangsur membaik dan mulai sadarkan diri.
Tambah 2 Korban Meninggal
DI hari ketiga, tim SAR gabungan yang berjumlah 379 personel berhasil mengevakuasi tujuh orang korban dari balik puing bangunan tiga lantai yang ambruk.
Dari tujuh korban tersebut, lima berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup, sementara dua lainnya ditemukan sudah meninggal dunia.
“Yang terbaru, seorang korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 20.22 WIB. Dia selamat, namun perlu penanganan khusus oleh tim medis,” kata Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam keterangan pers di Posko Basarnas, Rabu malam.
Sepanjang Rabu (1/10/2025), tim SAR gabungan bekerja tanpa henti.
Berikut rincian proses evakuasi korban pada hari ketiga:
Pukul 14.42 WIB, satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Pukul 15.22 WIB, seorang korban bernama Haikal berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Haikal sebelumnya sempat viral karena terjebak di reruntuhan.
Pukul 16.05 WIB, korban berikutnya dievakuasi dalam kondisi selamat.
Pukul 18.02 WIB, seorang korban kembali ditemukan dalam kondisi selamat.
Pukul 18.17 WIB, korban lain ditemukan sudah meninggal dunia.
Pukul 18.40 WIB, satu korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Pukul 20.22 WIB, korban terakhir di hari ketiga berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.
“Hari ini total ada 7 korban yang berhasil dievakuasi. 5 orang selamat, 2 meninggal dunia,” jelas Bramantyo.
Korban yang selamat kini tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Notopuro, Sidoarjo.
Dalam operasi hari ketiga, tim SAR mendeteksi 15 titik keberadaan korban menggunakan teknologi drone thermal.
Dari hasil pemantauan, delapan titik menunjukkan status warna hitam alias tidak responsif, sedangkan tujuh titik lain berstatus warna merah atau masih responsif.
“Dikarenakan sektor A2, dari 7 target yang ada semua statusnya adalah hitam maka kami tidak prioritaskan dahulu. Kami prioritaskan yang statusnya adalah warna merah atau korban yang masih responsif yaitu yang ada di A1,” ujar Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer.
Freezer menjelaskan, tim SAR menghadapi kesulitan teknis di lapangan.
Salah satunya karena jarak antara lantai atas dan lantai bawah bangunan hanya sekitar 15 sentimeter.
“Di A1 ada dua target yang harus kami evakuasi, yang pertama adalah target warna hitam di posisi terdepan, lalu posisi terbelakang itu adalah posisi merah. Kemudian dengan upaya pendekatan pembuatan tunnel (terowongan) membuat kami harus bekerja merangkak,” tuturnya.
Merujuk data pada Selasa (30/9/2025), sebanyak 102 korban sudah dievakuasi.
Dengan tambahan tujuh korban yang ditemukan pada hari ketiga, total menjadi 109 korban berhasil dievakuasi.
Dari jumlah tersebut, lima orang dinyatakan meninggal dunia.
Hingga kini, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan petugas medis masih terus berupaya melakukan evakuasi.
“Pencarian terus dilakukan. Kami juga tetap melakukan penyisiran, berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan para korban,” tambah Bramantyo.
Diberitakan sebelumnya, bangunan Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat kejadian, sejumlah santri tengah melaksanakan salat Ashar di lantai bawah bangunan yang sementara difungsikan sebagai musala.
Bangunan tiga lantai tersebut roboh setelah dilakukan pengecoran pada lantai atas pada malam sebelumnya.
Karena masih dalam tahap pembangunan, bagian bawah digunakan sementara sebagai tempat ibadah para santri.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ketiga Evakuasi Ponpes Al Khoziny, 7 Korban Ditemukan, 5 Selamat dan 2 Meninggal"
Ponpes Al Khoziny Ambruk
Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk
Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Ponpes Al Khoziny
Haikal
Multiangle
Eksklusif
Meaningful
TribunBreakingNews
Running News
SURYA.co.id
| Dinsos Jatim Siapkan Bantuan Alat Prostetik bagi 3 Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Diamputasi |
|
|---|
| Bangunan Ponpes Al Khoziny Akan Dirobohkan? Pakar Ungkap Kondisi Pasca Ambruk |
|
|---|
| Mensos Gus Ipul Sampaikan Amanah Presiden Saat Tahlil Korban Ponpes Al Khoziny di Pendapa Bangkalan |
|
|---|
| Fakta Baru Kasus Ponpes Al Khoziny: Menkeu Purbaya Beri Lampu Hijau soal APBN dan Situasi Terkini |
|
|---|
| Menteri Purbaya Beri Lampu Hijau, Pemerintah Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.