Gubernur Jatim Khofifah : Relief Gedung Grahadi Tak Bisa Sama Seperti Semula
Perbaikan Gedung Negara Grahadi yang terbakar dan rusak, dilakukan setelah proses penyelidikan oleh tim kepolisian usai.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku dirinya menjadi orang yang paling sedih atas aksi demonstrasi yang mengakibatkan terbakarnya Gedung Negara Grahadi akhir pekan lalu.
Ia mengaku sangat sedih dan prihatin lantaran Gedung Grahadi yang dibakar massa adalah gedung cagar budaya yang tak ternilai. Diperbaiki pun tak menjamin akan persis sama seperti semula.
“Saya mungkin menjadi orang yang paling sedih terhadap pembakaran cagar budaya di Grahadi,” kata Khofifah usai acara apel dan doa bersama di Mapolda Jawa Timur, Selasa (2/9/2025) pagi.
Baca juga: BREAKING NEWS 33 Orang Ditetapkan Tersangka Pembakaran Grahadi dan Pos Polisi di Surabaya-Sidoarjo
“Saya rasa kita semua sedih. Ini merupakan anarkisme yang muncul dari rangkaian aksi beberapa hari yang yang lalu. Silahkan menyampaikan pendapat, silahkan menyampaikan pikiran, silahkan menyampaikan rekomendasi, tapi lakukan dengan baik,” imbuh Khofifah.
Ia menyebutkan setiap hari Kamis, di depan Gedung Negara Grahadi selalu ada aksi rutin yang disampaikan oleh sejumlah kelompok masyarakat.
Dan itu dilakukan dengan tertib dan tidak dilarang ataupun dihalang-halangi.
Baca juga: Wagub Jatim Emil Tinjau Ruang Kerjanya di Grahadi yang Hangus Terbakar, Sampaikan Prihatin
Namun, dalam aksi kemarin, dikatakan Khofifah, bentuk penyampaikan pendapat yang kurang baik, bahkan sampai melakukan pembakaran pada bangunan cagar budaya dengan menggunakan molotov.
Perbaikan Gedung Negara Grahadi yang terbakar dan rusak, dilakukan setelah proses penyelidikan oleh tim kepolisian usai.
Dan pihak Pemprov Jawa Timur juga sudah mendapatkan acuan untuk perbaikan gedung Grahadi sesuai dengan arsitektur aslinya.
Akan tetapi menurutnya perbaikan nantinya cukup sulit untuk membuat sama persis dengan aslinya.
“Alhamdulillah dua hari yang lalu kita sudah menemukan basis arsitekturnya. Kita dapat dari arsip perpustakaan Jawa Timur. Untuk bangunannya bisa diperbaiki tapi relief dinding memang tidak bisa dijamin sama dengan aslinya,” ujar Khofifah.
Baca juga: Gedung Grahadi Dibakar Jadi Tontonan Masyarakat, Petugas Bersihkan Sisa-Sisa Kericuhan
“Untuk bisa seperti semula itu tidak mudah karena bagaimana arsitektur yang menghiasi sisi sisi dinding dan seterusnya itu sangat khas,” imbuhnya.
Pihaknya berharap ke depan kualitas demokrasi Jawa Timur bisa meningkat dengan cara beretika, tertib dan tak mencederai masyarakat yang lain. Tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum.
“Mahasiswa sudah memastikan itu bukan mereka, pun begitu juga ojol. Mereka memastikan itu bukan bagian dari mereka. Tapi yang menyusupi sebetulnya mereka yang berkeinginan ada hal lain maka kita harus waspada,” pungkas Khofifah.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Jalur Gumitir Jember Bakal Dibuka Kembali Lebih Awal pada 4 September 2025 |
![]() |
---|
Gelagat Zetro Leonardo Putra, Diplomat RI di Peru Sebelum Ditembak Mati OTK, Baru 5 Bulan Bertugas |
![]() |
---|
Manajemen Grab Sampaikan Belasungkawa pada Keluarga Dandi di Kota Makassar |
![]() |
---|
Jadwal Terbaru Laga Tunda PSM Makassar vs Persebaya di Super League Kapan? Ini Jawaban Juku Eja |
![]() |
---|
Papan Nama dan Neon Box Kantor Samsat Lamongan Masih Ditutup Spanduk dan Triplek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.