Honda DBL with Kopi Good Day 2025 2026

Angkat Koreo Wayang Purwa di DBL Surabaya 2025, Tentacles Antarkan Bigten Menang dari Sembilan

Mengenakan berseragam khas, Tentacles hadir untuk mendukung tim putra Bigten yang tengah berhadapan dengan SMAN 9 Surabaya (Sembilan).

Editor: irwan sy
DBL Indonesia
LAKON WAYANG - Tentacles sukses menghadirkan koreografi bertema budaya Jawa yang mengangkat kisah Kakawin Bhāratayuddha atau lakon Wayang Purwa. Mengenakan berseragam khas, Tentacles hadir untuk mendukung tim putra Bigten yang tengah berhadapan dengan SMAN 9 Surabaya (Sembilan). 

SURYA.co.id – Dukungan suporter di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North semakin kreatif dan penuh warna.

Salah satu aksi paling mencuri perhatian datang dari Tentacles, suporter SMAN 10 Surabaya (Bigten), yang tampil memukau di DBL Arena pada Selasa (7/10/2025).

Mengenakan berseragam khas, mereka hadir untuk mendukung tim putra Bigten yang tengah berhadapan dengan SMAN 9 Surabaya (Sembilan).

Dukungan penuh itu berbuah manis, Bigten menang 31–19.

Namun bukan hanya kemenangan di lapangan yang jadi sorotan.

Tentacles sukses menghadirkan koreografi bertema budaya Jawa yang mengangkat kisah Kakawin Bhāratayuddha atau lakon Wayang Purwa.

Dalam pertunjukan itu, mereka menggambarkan sosok Semar di Desa Karang Kedampel yang diserang Duryudana atas hasutan Sengkuni.

Pandawa, diwakili Puntadewa dan Janaka, datang menyelamatkan desa.

Semar pun diuji oleh Bhatara Guru, hingga akhirnya Pandawa menang dan Duryudana menyesali perbuatannya.

“Koreo kami ini mengajarkan keteladanan dan kebijaksanaan. Kami ingin menggambarkan sosok guru yang menuntun muridnya dengan kasih sayang dan membawa kedamaian tanpa perpecahan,” jelas Muhammad Kevin Kurniawan, koordinator Tentacles.

Nuansa budaya Jawa terasa kental sepanjang pertunjukan.

Lagu-lagu berbahasa Jawa menggema di tribun, para pengibar bendera dan perkusi mengenakan blangkon sebagai simbol khas masyarakat Jawa.

Koreografi tersebut digarap hanya dalam tiga hari sejak Sabtu.

Rasya Davino, koordinator lainnya, mengaku sempat kesulitan menggambar wayang karena detailnya yang rumit.

“Kami sempat kesulitan menggambar wayang karena harus detail dan kecil-kecil,” ujarnya.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved