SURYA Kampus

Sosok Eva Nandha Anak Buruh asal Nganjuk Jadi Wisudawan Terbaik Unesa, Ini Kisah Inspiratifnya

Eva Nandha Jalma Yael, mahasiswi asal Nganjuk, Jawa Timur, mengukir prestasi membanggakan. Ini sosoknya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Tangkap layar laman Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Eva Nandha Jalma Yael dan ayahnya 

Eva juga menyoroti rendahnya aspek penghargaan dan kondisi kerja dalam persepsi dukungan organisasi.

Ia merekomendasikan agar perusahaan lebih sering memberikan apresiasi terhadap kinerja karyawan agar tercipta ikatan emosional yang lebih kuat antara pekerja dan organisasi.

“Saya ingin hasil penelitian ini bisa menjadi bahan refleksi praktis bagi perusahaan untuk memperkuat manajemen SDM,” imbuhnya.

Selain skripsi, Eva juga terlibat dalam dua penelitian lain.

Salah satu penelitiannya bahkan berhasil dipresentasikan di International Conference on Psychology and Education (ICPE) tahun 2022. Ia menjadi leader prosiding.

Selain berprestasi secara akademik, Eva juga aktif di berbagai kegiatan profesional. Ia pernah menjadi fasilitator pelatihan di Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Surabaya, magang di PT Transcon Indonesia sebagai HR Recruitment Intern, hingga bekerja sebagai Talent Acquisition Specialist di PT Kiat Ananda Cold Storage.

Dari semua pengalaman itu, Eva memetik pelajaran berharga yakni soal attitude (karakter). Baginya, kemampuan bisa dipelajari, tetapi pembawaan diri dan etika kerja yang baik suatu nilai yang sangat diperlukan.

Ia juga menekankan pentingnya memilih lingkungan kerja yang menantang agar seseorang terus berkembang dan tidak terjebak di zona nyaman.

Aktif Organisasi

Eva juga aktif di berbagai organiasi. Tercatat, ia pernah menjadi Koordinator Wilayah dan Kepala Departemen Luar Negeri Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi & KIP Kuliah Jawa Timur (FKMBK Jatim).

Selain itu, ia juga aktif di Komunitas SaPPA-ABK Unesa, yang berfokus pada isu inklusivitas bagi anak berkebutuhan khusus.

Rela Kerja Paruh Waktu

Sebagai penerima beasiswa KIP Kuliah, Eva mengakui bahwa salah satu tantangan terberat selama kuliah adalah masalah finansial.

Oleh karena itu, Eva menyiasati dengan bekerja paruh waktu dan mengikuti magang berbayar. Baginya, setiap kesulitan justru mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab.

Eva juga membagikan cara mengelola waktu di tengah padatnya kegiatan.

Ia selalu membuat skala prioritas dengan menempatkan pendidikan di posisi teratas.

Setelah itu, baru organisasi dan pekerjaan sebagai wadah penerapan ilmu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved