Berita Viral

4 Fakta Media Malaysia Minta Maaf Usai Salah Sebut Nama Presiden Prabowo Jadi Jokowi di KTT ASEAN

Inilah sederet fakta tentang media Malaysia minta maaf setelah salah sebut nama Presiden Prabowo jadi Jokowi di KTT ASEAN.

Tangkap layar youtube SURYA,co,id
SALAH SEBUT NAMA - Tangkap layar momen Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT ASEAN. Media Malaysia salah sebut nama. 

SURYA.co.id - Inilah sederet fakta tentang media Malaysia minta maaf setelah salah sebut nama Presiden Prabowo jadi Jokowi di KTT ASEAN.

Lembaga penyiaran publik Malaysia, Radio Televisyen Malaysia (RTM), tengah ramai diperbincangkan setelah melakukan kesalahan yang viral di tengah perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 yang berlangsung di Kuala Lumpur, 26–27 Oktober 2025.

Kesalahan tersebut muncul ketika RTM secara tidak sengaja menyebut Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai “Presiden Joko Widodo” dalam siaran langsung acara penyambutan para pemimpin negara ASEAN.

  1. Kronologi

Peristiwa ini terjadi di Pusat Konvensyen Kuala Lumpur (KLCC) saat sesi penyambutan resmi para kepala negara.

Setiap pemimpin negara dipanggil satu per satu oleh pembawa acara dan disambut langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Ketika giliran Indonesia tiba sekitar pukul 09.00 waktu setempat, komentator RTM yang memandu siaran justru menyebutkan nama yang keliru.

Dalam tayangan langsung terdengar jelas seruan, “Yang terhormat Presiden Indonesia Joko Widodo.”

Padahal, masa jabatan Joko Widodo telah berakhir pada Oktober 2024, dan Prabowo Subianto sudah genap satu tahun menjabat sebagai Presiden ke-8 Indonesia per 20 Oktober 2025.

Momen itu terekam dengan jelas di tengah tepuk tangan penonton.

Presiden Prabowo tetap terlihat tenang; ia turun dari kendaraan, bersalaman dengan Anwar Ibrahim, dan berbincang ringan sebelum memasuki ruang pertemuan.

2. Ramai di Media Sosial: “Efek Jokowi Masih Melekat”

Cuplikan momen tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial seperti X (Twitter) dan TikTok. Netizen dari Indonesia maupun Malaysia ramai berkomentar dengan nada bercanda.

Beberapa warganet menyebut kejadian itu sebagai “efek Jokowi yang masih melekat”, sementara yang lain menulis “transisi kepresidenan yang terlalu cepat untuk diingat.”

Meski berlangsung singkat, insiden itu menjadi bahan perbincangan hangat di dunia maya dan menarik perhatian media di kedua negara.

3. RTM Sampaikan Permintaan Maaf Resmi

Menanggapi viralnya kesalahan tersebut, RTM akhirnya mengeluarkan permintaan maaf resmi pada Minggu (26/10/2025) melalui media sosial resminya.

Dalam pernyataannya, RTM mengakui adanya kekeliruan dalam siaran langsung KTT ASEAN.

“Berdasarkan investigasi internal, terdapat kesalahan dari komentator siaran yang menyebut Presiden Indonesia sebagai Joko Widodo, padahal Presiden Indonesia saat ini adalah Prabowo Subianto,” tulis pihak RTM dalam keterangan resminya.

RTM menegaskan bahwa mereka menyesali insiden tersebut dan meminta maaf kepada semua pihak yang terdampak.

“RTM dengan ini menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden dan pemerintah Indonesia, serta seluruh pihak yang terdampak atas kesalahan ini,” lanjut pernyataan tersebut.
 
4. RTM Evaluasi Internal dan Perkuat Kontrol Editorial

Dalam pernyataan yang sama, RTM menegaskan telah melakukan evaluasi internal dan berkomitmen memperkuat kontrol editorial serta sistem verifikasi fakta agar kejadian serupa tidak terulang.

Berikut isi lengkap pernyataan resmi RTM:

KUALA LUMPUR, 26 Oktober 2025 – Jabatan Penyiaran Malaysia memohon maaf atas kesilapan yang berlaku dalam siaran langsung RTM sempena Sidang Kemuncak ASEAN Ke-47 dan sidang-sidang berkaitan di Pusat Konvensyen Kuala Lumpur (KLCC).

Berdasarkan siasatan dalaman, terdapat kesilapan oleh pengulas siaran yang telah menyebut nama Presiden Republik Indonesia sebagai Joko Widodo, sedangkan Presiden Republik Indonesia yang terkini ialah Prabowo Subianto.

Pihak RTM memandang serius perkara ini dan tindakan sewajarnya telah diambil.

RTM dengan ini memohon maaf kepada Presiden dan Kerajaan Republik Indonesia, serta semua pihak yang terkesan akibat kesilapan ini.

RTM juga akan terus meningkatkan kawalan editorial dan semakan fakta bagi memastikan setiap maklumat yang disampaikan adalah tepat serta berintegriti.

Dikeluarkan oleh:
Bahagian Perhubungan Awam
Jabatan Penyiaran Malaysia

Kesalahan penyebutan nama Presiden Indonesia oleh RTM di acara bergengsi seperti KTT ASEAN ke-47 menjadi pembelajaran penting bagi media di kawasan regional.

Di era siaran langsung dan media sosial, akurasi informasi menjadi hal krusial yang tidak bisa diabaikan, sekecil apa pun kesalahan yang terjadi.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved