SURYA Kampus

Sosok Hawa Ainur Maulida, Wisudawan Terbaik UNJ yang saat Kuliah Harus Tempuh 80 Km Setiap Hari

Hawa Ainur Maulida dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Ini sosok dan perjuangannya.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UNJ
WISUDAWAN - Hawa Ainur Maulida menggunakan baju toga usai prosesi wisuda 

Strategi andalannya adalah membuat jadwal terperinci mulai dari bulanan, mingguan, hingga harian.

“Kalau sudah dibreakdown dan dijalani dengan konsisten, semuanya aman terkendali,” jelasnya.

Alasan Tertarik Psikologi

Sejak awal, Hawa mantap memilih Psikologi, karena ketertarikan untuk memahami manusia dan membantu mereka berkembang. 

“Saya tahu bahwa lingkungan Psikologi di UNJ sangat positif untuk menunjang perjalanan akademik dan non-akademik saya,” tuturnya.

Dari berbagai cabang ilmu psikologi, ia memilih mendalami Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), bidang yang dinilainya sangat relevan dengan dunia kerja.

“Saya paling menikmati mata kuliah ini. Walaupun menantang, tetap menyenangkan,” katanya. Menariknya, salah satu mata kuliah favoritnya justru adalah Psikologi Keluarga dan Konseling Perkawinan.

“Kapan lagi bisa mempersiapkan pernikahan dari bangku kuliah?” ujarnya sambil tersenyum.

Aktif Berorganisasi

Prestasi akademik Hawa ditunjang oleh aktivitasnya yang bejibun. Ia pernah menjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Psikologi, aktif di komunitas Movie on Campus dan Psychological Health Care, hingga menjadi Project Officer Pengabdian Masyarakat.

Di luar kampus, ia dipercaya sebagai pengurus inti di beberapa organisasi, serta kerap menjadi moderator dan MC acara.

Skripsi yang mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik mengangkat tema “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Etos Kerja Generasi Z”.

“Katanya Gen Z etos kerjanya rendah. Emang iya? Nah, di penelitian ini saya cari tahu faktor-faktor yang memengaruhi hal itu, salah satunya budaya organisasi,” jelasnya.

Ketika ditanya mengenai sosok yang paling berpengaruh, Hawa tanpa ragu menyebut dua perempuan istimewa.

 “Ibu dan mama. Dua sosok perempuan yang paling kuat dan paling sabar. Mereka inspirasi saya untuk terus melangkah.”

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved