Gunung Lewotobi Meletus Pagi Tadi,  Langit Tertutup Abu, Bandara Ditutup 

Imbas letusan itu memuntahkan abu tebal setinggi 1.500 meter di atas puncak, atau sekitar 3.084 meter di atas permukaan laut. 

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
kompas.com
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus lagi, Kamis (9/10/2025) pukul 06.07 Wita. 

 

SURYA.co.id - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meletus pada Kamis (9/10/2025) pukul 06.07 Wita.

Imbas letusan itu memuntahkan abu tebal setinggi 1.500 meter di atas puncak, atau sekitar 3.084 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu vulkanik terlihat berwarna kelabu pekat dan condong ke arah barat. Letusan ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 14,8 milimeter dan berlangsung selama 5 menit 45 detik. 

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, meminta masyarakat tetap waspada terhadap hujan abu dan potensi lahar hujan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Ia mengimbau masyarakat menggunakan masker atau penutup wajah untuk menghindari bahaya abu vulkanik. 

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Ada Ledakan Keras Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Km

Bandara Frans Seda Maumere Ditutup 

Dampak erupsi ini juga terasa pada aktivitas transportasi udara di wilayah NTT. 

Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere di Kabupaten Sikka kembali ditutup sejak Kamis pagi karena jalur udara dipenuhi sebaran abu vulkanik dari Gunung Lewotobi. 

Kepala Unit Penyelenggara Bandara Frans Seda, Partahian Panjaitan, mengonfirmasi penutupan tersebut dan menyebut dua penerbangan Wings Air rute Maumere–Kupang dan Kupang–Maumere dibatalkan. 

“Operasi penerbangan di Bandara Frans Seda ditutup sementara,” kata Partahian. 

“Dua jadwal penerbangan ini cancel (batal),” lanjut dia. 

Penutupan bandara akan berlangsung hingga Jumat (10/10/2025) pukul 06.00 Wita, menunggu hasil evaluasi dari otoritas penerbangan. 

Sejak Rabu malam, Gunung Lewotobi menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. PGA mencatat tiga kali erupsi beruntun dengan kolom abu mencapai 2.000 hingga 5.000 meter dari puncak gunung. 

Letusan juga disertai suara dentuman kuat dan sinar api di puncak kawah.

Seismograf mendeteksi berbagai jenis gempa — mulai dari gempa non-harmonik, vulkanik dalam, hingga tektonik lokal dan jauh.
Secara visual, puncak gunung tampak tertutup kabut, dengan asap putih tipis setinggi 100–200 meter yang keluar dari kawah. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Level III (Siaga) bagi Gunung Lewotobi Laki-laki, mengingat intensitas aktivitas vulkanik terus meningkat sejak awal Oktober. 

Ancaman Lahar dan Dampak ke Warga Selain abu vulkanik, hujan deras yang kerap mengguyur kawasan Flores Timur menimbulkan ancaman baru, yakni banjir lahar dingin. 

Material vulkanik dari puncak gunung berpotensi terbawa ke pemukiman warga yang berada di bantaran sungai. 

Petugas mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di radius 3 kilometer dari kawah dan menjauhi jalur aliran lahar. 

Warga juga diminta selalu menggunakan masker serta menjaga pasokan air bersih agar tidak tercemar abu. 

 “Warga diharapkan tetap waspada terhadap kemungkinan hujan abu dan lahar, terutama saat hujan deras,” kata Emanuel. 

Gunung Lewotobi dikenal sebagai gunung kembar, terdiri dari Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan, yang keduanya sama-sama aktif. 

Gunung ini telah berkali-kali meletus sepanjang sejarah, dengan erupsi besar terakhir terjadi pada awal 2024 yang memaksa ribuan warga mengungsi. 

Kini, setelah serangkaian letusan pada Oktober 2025, warga kembali dihadapkan pada situasi penuh kewaspadaan. 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved