Berita Viral

Pembelaan Asisten Dapur Soal Siswa Keracunan MBG di Jember, Sebut Berlebihan, Duga Ini Penyebabnya

Dapur Sehat Semboro bantah isu keracunan 16 siswa SDN Sidomekar 05, sebut mual terjadi karena anak belum sarapan dan tak terbiasa makan sandwich.

Polsek Semboro
KERACUNAN MBG - Sejumlah siswa SDN Sidomekar 05 Kecamatan Semboro dilarikan ke puskesmas usai menyantap MBG, Jum'at (26/9/2025). Begini pembelaan asisten dapur. 

SURYA.co.id - Dugaan keracunan massal yang menimpa 16 siswa SDN Sidomekar 05, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, dibantah oleh pihak Dapur Sehat Semboro selaku penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Iwan Siswanto, Asisten Lapangan Dapur Sehat Semboro, gejala mual dan sakit perut yang dialami para siswa tidak serta-merta bisa disebut keracunan.

Ia menilai, keluhan itu lebih disebabkan oleh kondisi lambung anak-anak yang belum terisi makanan sejak pagi.

"Awal itu si anak tidak sarapan. Mungkin keterbiasaan makan nasi sehingga boleh dikatakan terkontaminasi dengan makanan yang tidak biasa (sandwich) dikonsumsi sehingga menyebabkan mual," jelas Iwan, Sabtu (27/9/2025), melansir dari Kompas.com.

Pada hari kejadian, Jumat (26/9/2025), menu MBG yang dibagikan berupa sandwich dengan komposisi dua lembar roti tawar, telur rebus goreng, keju, selada, timun, labu siam, tomat, perkedel tempe, dan tambahan susu UHT 110 mililiter.

Iwan menegaskan, dari sisi bahan hingga proses distribusi, semua sudah sesuai standar higienis.

Oleh karena itu, penyimpulan bahwa siswa keracunan karena MBG dianggap terlalu berlebihan.

"Kategori mual dengan keracunan mohon izin itu sangat berlebihan sekali," tegasnya.

Ia menambahkan, pihak dapur langsung berkoordinasi dengan sekolah dan turut mendampingi siswa ke puskesmas untuk memastikan penanganan medis berjalan cepat.

Ke depan, evaluasi internal tetap dilakukan agar kualitas penyajian makanan semakin terjaga.

Pengawas Sekolah Ikut Membantah Isu Keracunan Massal

Sejalan dengan klarifikasi pihak dapur, Heni Tri Rahmawati, Pengawas SD Kecamatan Semboro, juga menolak anggapan adanya keracunan massal.

Menurutnya, gejala mual hanya terjadi di satu sekolah dan tidak dialami siswa di sekolah lain yang menerima menu serupa.

"Sebab tidak semua siswa mual, hanya di satu sekolah saja. Padahal, dari 22 lembaga yang ada di sini (Semboro), ada 18 lembaga yang sudah menerima MBG dan tidak ada masalah," terang Heni.

Ia menekankan, untuk pencegahan di masa mendatang, pihak sekolah akan lebih ketat dalam melakukan pengawasan makanan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved