Berita Viral

Gebrakan Menkeu Purbaya Guyur Rp 200 Triliun ke 6 Bank Nasional Disorot Ekonom UGM: Hati-hati Ya

Gebrakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terkait kebijakan guyur Rp 200 triliun ke 6 bank nasional ramai jadi sorotan.

Youtube CXO Media
GEBRAKAN MENKEU - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Gebrakannya Guyur Rp 200 Triliun ke 6 Bank Nasional Disorot Ekonom UGM. 

"Saya lihat Pak Purbaya, sepertinya lebih ingin mengambil stance yang lebih ekspansif atau lebih aktif dalam penggunaan instrumen fiskalnya, terutama yang disampaikan adalah untuk mendorong pertumbuhan dan daya beli gitu ya," katanya.

Meski demikian, Sekar menekankan bahwa sikap fiskal yang konservatif tetap memiliki banyak keunggulan.

"Pertanyaannya adalah, apakah stance konservatif itu buruk? Sebenarnya it's not necessarily bad ya, karena kondisi atau kita lihat ya stance yang konservatif itu diperlukan untuk menjaga fundamental dan kredibilitas fiskal," tambahnya.

Ia menyebutkan, kebijakan yang lebih hati-hati mampu menjaga kepercayaan pasar, menekan premi utang, serta menstabilkan nilai rupiah. Selain itu, risiko lonjakan defisit dapat dihindari sehingga krisis fiskal tidak mudah terjadi.

"Jadi ada beberapa kelebihan stance yang konservatif, misalnya adalah menjaga kepercayaan pasar ya, supaya resiko premi utang itu rendah, kemudian supaya rupiah lebih stabil, kemudian juga kalau kita lihat kestabilan makro, inflasi lebih terjaga dan tidak ada lonjakan defisit yang kemudian misalnya bisa memicu krisis fiskal," terang Sekar.

Di akhir penjelasannya, ia menambahkan bahwa ruang fiskal jangka panjang juga penting untuk disiapkan.

"Nah, yang penting adalah ruang fiskal jangka panjang, karena kalau misalnya nanti ada krisis lagi, negara kita masih punya ruang untuk stimulus gitu," pungkasnya.

Strategi Penyaluran Dana ke Perbankan

Sebelumnya, Menkeu Purbaya jelaskan dana Rp 200 triliun akan disalurkan ke perbankan untuk dorong ekonomi, dengan larangan tegas membeli Surat Utang Negara (SUN)

“Ini seperti Anda naruh deposito di bank, kira-kira gitu kasarnya. Nanti penyalurannya terserah bank, tetapi bukan untuk membeli SUN lagi,” jelasnya.

Purbaya juga meminta BI agar tidak menyerap dana tersebut sehingga uang benar-benar beredar di sistem ekonomi.

“Jadi, uangnya betul-betul ada dalam sistem perekonomian sehingga ekonominya bisa jalan,” tambah dia.

Purbaya menilai kebijakan ini aman dari inflasi, sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih 5 persen jauh di bawah ambang batas.

“Kita masih jauh dari inflasi. Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, seharusnya tidak memicu kenaikan harga signifikan,” katanya.

Sejak krisis keuangan, Indonesia belum pernah mencatat pertumbuhan di atas 6,5 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved