Berita Viral

Ledekan Menkeu Purbaya ke Rocky Gerung yang Sering Kritik Jokowi: Sedikit Belajar Ekonomi Lagi Pak

Ini lah balasan Menteri Keuangan Purbaya Yudji Sadewa ke Pengamat Politik Rocky Gerung yang mengkritiknya di awal-awal dia menjabat. 

Editor: Musahadah
kolase yputube nusantara TV/Inews official
BALAS - Purbaya meledek Rocky Gerung saat tampil di acara Great Lecture, Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8% pada Minggu (14/9/2024).  

SURYA.co.id - Ini lah balasan Menteri Keuangan Purbaya Yudji Sadewa ke Pengamat Politik Rocky Gerung yang mengkritiknya di awal-awal dia menjabat. 

Rocky Gerung sempat mengkritik Purbaya saat dia terpeleset lidah ketika mengomentari soal gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat.

Purbaya Yudhi Sadewa menilai gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang digaungkan dalam sejumlah aksi demonstrasi pada akhir Agustus 2025 hanya datang dari sebagian kecil warga yang merasa belum puas dengan kondisi ekonomi saat ini.

"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang," ujar Purbaya, saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Pernyataan Purbaya ini langsung mendapat kritikan tajam Rocky Gerung.

Baca juga: Beda Tanggapan Mahfud MD Soal Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi, Blak-blakan Sindir Gaya Koboi

Rocky Gerung menilai blunder Purbaya itu menjadi ujian awal bagi stabilitas kabinet Presiden Prabowo Subianto.

“Setelah kabinet dibentuk pasti pro-kontra mulai berlangsung. Terutama yang jadi viral sekarang adalah soal Menteri Keuangan yang baru, Saudara Purbaya,” ujar Rocky melalui kanal YouTube resminya, Rabu (10/9/2025).

Menurut Rocky, pernyataan tersebut memperlihatkan reshuffle kabinet belum sepenuhnya menjawab harapan publik terkait stabilitas ekonomi dan politik.

Rocky Gerung menuturkan gumpalan rasa ketidakadilan itu akhirnya dicapai kesepakatan dengan presiden. 

"Kesepakatan tentu antara tuntutan publik dengan misi presiden. Jadi kita mau lihat apakah nanti kedudukan Menteri Keuangan ini bisa betul-betul tune in dengan watak sosialistis dari presiden. Kira-kira itu problem awalnya tuh," tutur Rocky Gerung.

Rocky lalu menyinggung pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan memperbaiki kabinet dengan memberikan tugas khusus pada penguatan ekonomi.

"Supaya ekstraktif industri itu betul-betul hasilnya bisa di-redistribusi untuk kepentingan rakyat, supaya pendapatan negara tidak sekadar dari pajak yang menimbulkan rasa ketidakadilan," katanya.

Rocky menambahkan, rakyat menganggap kepastian itu harus didasarkan pada keterbukaan.

Namun Menteri Keuangan justru mempertanyakan apakah 17+8 Tuntutan Rakyat masuk akal atau tidak.

"Walaupun mungkin dalam kalimat-kalimat awal, Menteri Keuangan yang baru ini seharusnya bisa menunjukkan pemahaman soal redistribusi, pajak progresif, dan perampasan aset," ujar Rocky.

Ia juga menyinggung adanya perbandingan tak terhindarkan antara Purbaya dan Sri Mulyani.

"Jadi ya kita enggak terlalu terkejut kalau IHSG langsung anjlok dan rupiah juga melemah. Tapi kalau kita menyimak pernyataan presiden, memang terkesan sangat populis, sangat pro-rakyat," tambahnya.

Balasan Purbaya

Di acara Great Lecture, Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 Persen pada Minggu (14/9/2024), Purbaya yang tampil sebagai pemateri balik mengkritik Rocky Gerung

Dengan gaya khasnya, Purbaya menjelaskan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. 

Dikatakan, sebelum 1998 pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.5 hingga  6.7. 

Namun, setelah krisis 98 pertumbuhan ekonomi tidak bisa lari dari 5 persen. 

Sementara, untuk menjadi negara maju atau keluar dari midle income trap, harus tumbuh double digit sampai 10 tahun. 

"Ketika pak Prabowo bilang kita akan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Saya seneng nih, kita kejar. 

"Gak gampang, tapi mungkin," katanya. 

Purbaya lalu mencontohkan negara-negara maju seperti Jepang, Korea dan China yang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi double digit hingga lebih 10 tahun.

Menurut dia, Indonesia bisa melakukan itu karena memiliki senjata yang cukup besar. 

Menurutnya, domesik demand yakni konsumen ditambah investasi Indonesia itu hampir 90 persen dari kekuatan ekonomi. 

"Kalau bisa memanaje dengan baik, bisa tumbuh dengan baik juga," katanya. 

"Orang sering lupa, domestik demand nya diganggu oleh kebijakan kita sendiri, sehingga ekonominya gak bisa lari," katanya. 

Purbaya lalu menguraikan kondisi pertumbuhan ekonomi mulai dari masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi). 

Di sinilah Purbaya mulai meledek Rocky Gerung yang sering mengkritik Jokowi.  

"Jadi saya mau kritik pak Rocky Gerung sedikit, dia suka ngeledekin Jokowi gak ngapa-ngapain, ini pak," ungkapnya sambil menunjukkan grafik pertumbuhan ekonomi di era pemerintahan Jokowi.

Purbaya menjelaskan bahwa Jokowi saat itu berjasa lantaran dari Istana melakukan intervensi hingga akhirnya ekonomi Indonesia bisa naik.

Namun justru ekonomi melesu setelah memasuki tahun 2025, lantaran pergerakannya yang dinilai telah dibunuh.

"Ini yang Anda rasakan tahun 2024-2025 pertengahan sampai akhir, ekonomi susah lagi, keluarlah ekonomi suram dan lain-lain. Bukan dari politik, tapi dari ekonomi yang dibunuh penyebab utamanya," ungkapnya.

Menjelasakan hal tersebut, Purbaya kembali melakukan roasting pada Rocky Gerung.

Bahkan ia mengaku bahagia saat bisa memberikan fakta nyata pada Rocky.

"Jadi pak Rocky, sedikit belajar ekonomi lagi pak. Gue senang bisa ledek dia dari sini, soalnya pak Rocky, setiap saya lihat tuh pidato Anda itu menarik sekali ahli filsafat. Mumpung bisa kritik, saya kritik disini," ucapnya sambil tertawa.

Profil Purbaya Yudhi Sadewa

MENTERI KEUANGAN BARU - Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan yang baru dilantik Presiden Prabowo menggantikan Sri Mulyani pada Senin, 8 September 2025 di Istana Negara.
MENTERI KEUANGAN BARU - Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan yang baru dilantik Presiden Prabowo menggantikan Sri Mulyani pada Senin, 8 September 2025 di Istana Negara. (Dok. LPS)

Purbaya Yudhi Sadewa merupakan mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

Sebelum menjabat Menteri Keuangan, dia dipercaya memimpin LPS sejak 2020. 

Pria kelahiran 1960 ini menempuh pendidikan sarjana di Teknik Elektro ITB, lalu meraih gelar Master dan Doktor Ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat. 

Karier birokrasi Purbaya cukup panjang, mulai dari Deputi Kemenko Marves, Staf Khusus di Kemenko Polhukam, hingga Deputi III Kantor Staf Presiden. 

Sebelum masuk birokrasi, Purbaya juga pernah bekerja di Schlumberger Overseas SA (1989–1994) dan lama berkarier di Danareksa sebagai ekonom hingga Direktur Utama Danareksa Securities. 

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2024, Purbaya memiliki total kekayaan Rp 39,21 miliar, naik 19,36 persen dari tahun sebelumnya Rp 32,84 miliar.

Rinciannya: 

Tanah dan Bangunan: Rp 30,50 miliar (mayoritas di Jakarta Selatan)
Kendaraan Mobil: Rp 3,53 miliar (Mercedes-Benz, BMW Jeep, Toyota Alphard, Peugeot 5008)
Motor: Rp 76 juta (Yamaha XMAX, Honda Vario 125)
Surat Berharga: Rp 220 juta
Kas dan Setara Kas: Rp 4,20 miliar
Utang: nihil

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved