Berita Viral

Beda Tanggapan Mahfud MD Soal Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi, Blak-blakan Sindir Gaya Koboi

Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani dan kini dijabat oleh Purbaya Yudhi Sadewo menuai sorotan dari Mahfud MD.

Tribunnews/Irwan
TANGGAPAN MAHFUD MD - Mahfud MD, Begini Beda Tanggapan Mahfud MD Soal Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi, Blak-blakan Sindir Gara Koboi. 

SURYA.co.id - Pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani dan kini dijabat oleh Purbaya Yudhi menuai sorotan dari Mahfud MD.

Mahfud MD tampak memberikan tanggapan yang berbeda ketika membahas Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi.

Perombakan kabinet Presiden Prabowo pada 8 September 2025 lalu membawa dua cerita besar dari Kementerian Keuangan.

Sri Mulyani resmi meninggalkan kursinya setelah bertahun-tahun dikenal sebagai figur dengan rekam jejak internasional.

Posisinya kini digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, yang langsung menjadi sorotan publik sejak hari pertama menjabat.

Baca juga: Gaya Koboi Menkeu Purbaya Dapat Sindiran Keras dari Mahfud MD, Diingatkan Soal 3 Syarat Pejabat

Di balik kepergian Sri Mulyani, Mahfud MD membuka fakta mengejutkan tentang alasan pengunduran dirinya yang penuh emosi.

Bahkan, ia menyebut Sri Mulyani sampai menangis ketika mencurahkan isi hati kepada orang-orang terdekat.

Tak hanya itu, Mahfud juga memberi komentar mengenai gaya komunikasi Purbaya yang dinilai keliru dan memicu kritik publik.

Ia menekankan bahwa seorang pejabat negara tidak cukup hanya berkompetensi, melainkan juga harus punya integritas dan pengalaman memimpin.

Dua momen ini memperlihatkan bagaimana dinamika politik-ekonomi di era Prabowo terus menjadi perhatian publik. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi di balik cerita Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi Sadewa?

Mahfud MD blak-blakan menyebut Sri Mulyani sudah dua kali mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Prabowo, jauh sebelum reshuffle diumumkan.

Menurutnya, pemberhentian Sri Mulyani bukanlah pemecatan, melainkan keputusan yang sejalan dengan keinginannya sendiri.

Ada dua alasan besar yang membuat mantan Menkeu itu memilih mundur: pertama, kekecewaan karena rumahnya dijarah tanpa perlindungan memadai dari negara; kedua, rasa tidak nyaman karena disamakan dengan anggota DPR Ahmad Sahroni.

“Beliau sampai menangis ketika menceritakan hal itu,” kata Mahfud dalam sebuah podcast.

Meski mundur dengan penuh kekecewaan, Mahfud tetap memuji integritas dan profesionalisme Sri Mulyani.

 Ia menyebut Sri Mulyani memenuhi tiga syarat utama seorang pemimpin: kompetensi, rekam jejak, dan integritas. Menurutnya, kualitas tersebut jarang dimiliki pejabat publik.

Sementara itu, pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa, langsung menuai sorotan usai komentarnya terhadap gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat. Ia menyebut gerakan itu hanyalah suara kecil yang akan hilang jika pertumbuhan ekonomi menembus 6–7 persen.

Baca juga: Mahfud MD Bocorkan Sri Mulyani Menangis, Pilih Mundur dari Jabatan Menteri Keuangan Karena 2 Alasan

Ucapan ini dianggap meremehkan aspirasi publik, hingga akhirnya ia meminta maaf dan berjanji lebih hati-hati.

Mahfud MD pun menanggapi gaya bicara Purbaya yang disebutnya “keliru”.

Dalam wawancara dengan Denny Sumargo, ia bahkan sempat menggelengkan kepala sambil menyebut ucapan Purbaya tidak tepat.

Meski begitu, Mahfud meminta publik memberi kesempatan kepada Purbaya untuk membuktikan kinerjanya.

“Kita lihat saja nanti, dia kan masih bekerja,” ucapnya.

Mahfud menegaskan kembali pentingnya tiga syarat bagi seorang pemimpin: kompetensi, rekam jejak, dan integritas.

Tanpa itu, menurutnya, pejabat publik bisa salah langkah dalam menghadapi rakyat.

Di akhir, Mahfud juga memberi apresiasi atas langkah Presiden Prabowo merombak jajaran kabinet.

“Mantap, dua jempol,” katanya.

Kisah mundurnya Sri Mulyani dan masuknya Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu menunjukkan betapa rumitnya dinamika kekuasaan di balik meja kabinet.

Dari sudut pandang saya, alasan pribadi Sri Mulyani yang menyentuh ranah keamanan dan harga diri adalah cermin bahwa jabatan setinggi Menteri Keuangan pun tidak kebal dari tekanan psikologis maupun sosial.

Publik selama ini mengenal Sri Mulyani sebagai figur kuat, profesional, dan dihormati di tingkat internasional, sehingga tangisannya memperlihatkan sisi manusiawi yang jarang tersorot.

Di sisi lain, transisi ke Purbaya Yudhi Sadewa langsung menghadirkan tantangan komunikasi.

Dalam era digital di mana suara rakyat mudah viral, gaya bicara yang terkesan meremehkan bisa menjadi bumerang besar. 

Permintaan maaf Purbaya memang menyejukkan, tetapi publik tentu akan menunggu bukti nyata: bagaimana ia mengelola kebijakan fiskal sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat.

Sebagai penulis, saya melihat Mahfud MD memainkan peran penting sebagai “cermin moral” dalam peristiwa ini.

Ia tidak sekadar membuka cerita Sri Mulyani, tetapi juga mengingatkan standar kepemimpinan: kompetensi, rekam jejak, dan integritas.

Tiga hal ini, menurut saya, menjadi garis tegas yang harus dijaga oleh siapa pun yang memimpin institusi strategis, apalagi kementerian yang mengurusi keuangan negara.

Dari peristiwa ini, publik bisa belajar bahwa pergantian pejabat bukan sekadar soal teknis jabatan. Ada drama emosional, pertarungan narasi, dan ujian integritas di baliknya.

Jika Sri Mulyani meninggalkan warisan kredibilitas, maka tantangan Purbaya adalah membangun legitimasi di mata rakyat.

Waktu yang akan membuktikan apakah ia mampu menjawab keraguan publik dan memenuhi standar yang disebut Mahfud MD.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved