Berita Viral

Gaya Koboi Menkeu Purbaya Dapat Sindiran Keras dari Mahfud MD, Diingatkan Soal 3 Syarat Pejabat

Gaya bicara Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mendapat sindiran dari mantan Menko Polhukam Mahfud MD

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas TV/Instagram @pyudhisadewa
GAYA KOBOI - (kiri) Mantan Menkopolhukam Mahfud MD (kanan) Menkeu Purbaya 

SURYA.CO.ID - Gaya bicara Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mendapat sindiran dari mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Pasalnya, Menkeu Purbaya mengaku bahwa memiliki gaya bicara 'koboi'.

Ini dipicu oleh pernyatannya saat menanggapi gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat, di hari pelantikannya sebagai Menkeu, Senin (8/9/2025). 

Ia menyebut, tuntutan itu sebagai 'suara sebagaian kecil rakyat' yang akan hilang jika pertumbuhan ekonomi mencapai enam hingga tujuh persen. 

Pernyataan ini pun memicu kritik dari publik, karena dianggap meremehkan aspirasi rakyat. 

Menanggapi kritik keras dari publik, Menkeu Purbaya pun meminta maaf dan mengaku dirinya masih beradaptasi dengan posisi barunya.

Ia pun berjanji akan lebih berhati-hati memberikan pernyataan.

Ditanggapi Mahfud MD

Atas pernyataan Purbaya, Mahfud MD pun berkomentar. 

Mahfud MD mengakui bahwa gaya bicara Menkeu Purbaya, keliru.

Baca juga: Mahfud MD Bocorkan Sri Mulyani Menangis, Pilih Mundur dari Jabatan Menteri Keuangan Karena 2 Alasan

Namun, ia tetap menilai Purbaya Sadewa masih layak diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.

Saat ditanya oleh Denny Sumargo, Mahfud MD tampak menggelengkan kepala saat mendengar soal gaya bicara Purbaya.

"Waduh. Wah keliru tuh," kata Mahfud MD sambil geleng kepala, dikutip dari Yoututube Curhat Bang Denny Sumargo, Jumat (12/9/2025).

Meskipun demikian, Mahfud masih menunggu gebrakan apa yang akan dilakukan oleh Purbaya.

"Iya kita lihat, kan masih akan bekerja," ucapnya.

Menurut Mahfud MD, penting bagi seorang pejabat untuk memiliki track record dan integritas, bukan hanya sekadar kompetensi.

"Tapi kalau orang sudah punya pengalaman, makanya orang menjabat itu harus ada track record juga, kompetisi its oke, tapi kalau tidak punya track record memimpin, menghadapi masyarakat itu bisa salah," jelasnya.

Mahfud menambahkan, seorang pemimpin harus memiliki tiga syarat utama: kompetensi, track record, dan integritas.

"Lalu ada integritas. Kan tiga syarat itu saja kalau mau memimpin."

"Masalahnya, banyak orang tidak punya kompetensi, track record, lalu terjeblos," pungkasnya.

Di akhir wawancaranya, Mahfud MD tetap memuji keputusan Presiden Prabowo yang mereshuffle para menterinya.

"Mantap, dua jempol. Saya lihat itu bagian dari langkah awal," tandas Mahfud.

Gebrakan Menkeu Purbaya 

Baru beberapa hari usai dilantik pada Senin (8/9/2025), Purbaya langsung membuat gebrakan. Ia menarik sebagian dana pemerintah yang selama ini mengendap di Bank Indonesia (BI). Dari total Rp 425 triliun, sebanyak Rp 200 triliun dialihkan ke sistem perbankan.

Tujuannya jelas: memperbesar ruang penyaluran kredit demi menggerakkan roda perekonomian.

“Sudah, sudah setuju (Presiden, red.),” kata Purbaya usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/9/2025) malam, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Ia menegaskan bahwa penempatan dana ini bukan untuk membeli Surat Utang Negara (SUN).

“Ini seperti Anda naruh deposito di bank, kira-kira gitu kasarnya. Nanti penyalurannya terserah bank, tetapi bukan untuk membeli SUN lagi,” jelasnya.

Purbaya juga meminta BI tidak kembali menyerap dana tersebut. Dengan demikian, likuiditas benar-benar masuk ke sektor riil.

“Jadi, uangnya betul-betul ada dalam sistem perekonomian sehingga ekonominya bisa jalan,” ujarnya.

Menurutnya, langkah ini tidak akan menimbulkan risiko inflasi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5 persen, jauh di bawah ambang batas yang bisa memicu lonjakan harga.

“Kita masih jauh dari inflasi. Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, seharusnya tidak memicu kenaikan harga signifikan,” kata Purbaya.

Dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Purbaya menjelaskan dana Rp 200 triliun tersebut bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA) yang selama ini parkir di rekening pemerintah di BI.

“Kalau uang tunai hanya diendapkan di bank sentral, maka tidak menggerakkan perekonomian. Besok saya taruh Rp 200 triliun ke sistem perbankan,” katanya.

Ia menambahkan, dengan masuknya dana tersebut, bank akan terdorong menyalurkan kredit untuk mencari keuntungan.

“Di situlah mulai kredit tumbuh. Jadi saya memaksa mekanisme market berjalan dengan memberi senjata ke mereka,” jelasnya.

Jika langkah awal ini berhasil, Purbaya memastikan pola serupa akan kembali digunakan. Pemerintah berharap, strategi tersebut bisa memicu penyerapan kredit di sektor riil dan mempercepat pemulihan ekonomi.

“Sistem finansial kita agak kering, makanya ekonominya melambat. Orang susah cari kerja dan lain-lain karena ada kesalahan kebijakan moneter dan fiskal sebelumnya,” pungkasnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved