Berita Viral
Kelakuan Ahmad Husein Muncul Lagi Usai Dicap Pengkhianat, Nyaris Diamuk Warga Pati Gegara Ini
Masih ingat dengan Ahmad Husein Hafid mantan koordinator demo di Kabupaten Pati? Akhirnya ia muncul lagi, nyaris diamuk massa karena sikapnya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Masih ingat dengan Ahmad Husein Hafid mantan koordinator demo di Kabupaten Pati?
Akhirnya ia muncul lagi setelah sempat menghilang karena dicap 'pengkhianat' oleh masyarakat Pati.
Ahmad Husein ramai diperbincangkan setelah berani berdebat dengan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah, Riyoso.
Dalam momen itu, Husein tampil sebagai inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) yang memimpin massa menuntut perubahan.
Ratusan ribu warga ikut serta dalam aksi yang menargetkan Bupati Pati, Sudewo.
Mereka menuntut agar Sudewo mundur dari jabatannya, menekankan bahwa suara masyarakat adalah kekuatan utama karena merekalah yang membayar gaji pejabat daerah.
Perdebatan Husein dengan Riyoso semakin memanas.
Aksi Husein kemudian berlanjut dengan demo besar pada 13 Agustus 2025.
Ia sempat mengancam akan menggelar demo Pati jilid 2 pada 25 Agustus, yang membuat warga menunggu kabar selanjutnya.
Namun, situasi berubah setelah munculnya foto Husein berdampingan dengan Bupati Sudewo, yang menunjukkan keduanya telah berdamai.
Setelah itu Husein menghilang, tak tampak lagi dalam aksi-aksi demo di Pati selanjutnya.
Muncul dan Nyaris Diamuk Massa
Ketegangan sempat terjadi di kawasan Alun-alun Pati pada Selasa (9/9/2025) dinihari ketika Ahmad Husain Hafid, mantan Koordinator Masyarakat Pati Bersatu, muncul di posko organisasi tersebut.
Kehadirannya justru memicu keributan karena ia datang dalam kondisi diduga mabuk setelah mengonsumsi minuman keras.
Supriyono alias Botok, selaku Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), menuturkan bahwa Husain tiba menggunakan mobil Ayla berpelat H 1726 HF bersama seorang sopir.
“Kebetulan saya di posko dan saya temui. Husain sempat ngobrol dan ngomong pengen Pati kondisif dan Pati cinta damai. Tapi malah bikin rusuh di posko, datang mabuk usai konsumsi miras. Jadi saya suruh pulang,” jelas Supriyono saat dikonfirmasi, Selasa sore, melansir dari Kompas.com.
Menurut Supriyono, Husain awalnya datang pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 22.30.
Namun sikapnya yang “ngelantur” membuat warga sekitar posko merasa tersinggung.
Beberapa bahkan sempat membentak hingga mendorongnya, lantaran menilai Husain telah berkhianat setelah memilih berdamai dengan Bupati Pati, Sudewo.
Meski sempat meninggalkan lokasi, Husain kembali lagi dan memarkir mobilnya sekitar 30 meter dari posko, tepat di depan gerbang Kantor Bupati.
“Husain pergi dengan pria yang menyopirinya. Namun tak lama kemudian Husain kembali lagi tapi sendirian,” kata Supriyono.
Melihat kondisi Husain yang masih teler, massa makin tersulut hingga nyaris menghakiminya.
Situasi baru mereda setelah aparat kepolisian turun tangan.
“Akhirnya kepolisian datang dan mengamankan Husain dan mobilnya masuk ke Pendopo Kabupaten Pati,” tambah Supriyono.
Rekaman peristiwa itu kemudian tersebar luas di media sosial dan menuai perhatian publik.
Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menyebut ratusan warga sempat berkumpul di sekitar alun-alun.
“Begitu mendapat informasi kejadian itu, kami langsung bertindak cepat untuk menetralisir keadaan. Prinsip kami jelas, mengamankan pelaku sekaligus menenangkan massa agar tidak bertindak anarkis. Polisi harus tegas menjaga ketertiban, tapi tetap humanis melalui dialog dan imbauan,” ujar Jaka.
Ia menambahkan, kepolisian segera mengevakuasi Husain menggunakan kendaraan Satuan Samapta menuju Pendopo Kabupaten, sementara mobil Ayla miliknya turut diamankan.
Massa baru benar-benar bubar sekitar pukul 00.40, dan kondisi di sekitar lokasi kembali kondusif.
“Kami memahami emosi masyarakat, namun jangan sampai tersulut provokasi. Setiap persoalan ada jalur hukum yang bisa ditempuh. Mari bersama-sama menjaga keamanan Pati agar tetap damai,” imbau Jaka.
Dari hasil pemeriksaan, Jaka mengungkap bahwa pemicu keributan adalah tindakan Husain yang datang ke posko dalam kondisi terpengaruh alkohol. Ketegangan semakin tajam karena sebagian warga menilai dirinya sebagai “pengkhianat” sejak aksi pada 13 Agustus 2025.
“Aparat juga menegaskan akan terus melakukan langkah preventif agar kondusivitas wilayah tetap terjaga,” tutupnya.
Peristiwa yang terjadi di Alun-alun Pati pada Selasa (9/9/2025) dinihari menunjukkan bagaimana dinamika politik lokal bisa memicu gesekan sosial yang berujung pada potensi kericuhan. Kasus ini melibatkan Ahmad Husain Hafid, mantan Koordinator Masyarakat Pati Bersatu, yang kehadirannya di posko organisasi tersebut justru memancing reaksi keras dari massa.
Dari keterangan sejumlah pihak, termasuk Supriyono selaku Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Husain datang dalam kondisi diduga dipengaruhi alkohol sehingga perilakunya dianggap mengganggu. Situasi semakin sensitif karena Husain sebelumnya dikenal sebagai tokoh aksi penolakan kebijakan Bupati Pati, namun belakangan dipersepsikan “berdamai” dengan pemerintah daerah. Label “pengkhianat” yang tersemat padanya tampaknya memperkuat ketegangan di lapangan.
Dari sisi keamanan, tindakan cepat aparat kepolisian patut dicatat sebagai langkah preventif untuk meredam eskalasi. Menurut Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, kehadiran polisi di lokasi dimaksudkan untuk mencegah amuk massa dan menjaga ketertiban umum. Evakuasi Husain ke Pendopo Kabupaten serta pengamanan kendaraan yang digunakannya menunjukkan upaya aparat dalam menyeimbangkan dua kepentingan: melindungi individu sekaligus mengendalikan situasi.
Melihat kejadian ini, ada beberapa hal yang bisa dipetik. Pertama, dinamika politik lokal seringkali tidak berhenti pada ruang diskusi, tetapi juga menyentuh emosi masyarakat akar rumput. Kedua, peran aparat keamanan menjadi krusial agar ketegangan tidak berkembang menjadi kekerasan kolektif. Ketiga, masyarakat perlu diingatkan kembali bahwa setiap perselisihan, termasuk yang bernuansa politik, sebaiknya ditempuh melalui mekanisme hukum dan bukan melalui tindakan main hakim sendiri.
Dengan demikian, peristiwa di Pati bukan sekadar insiden individu dalam keadaan mabuk, melainkan juga cerminan rapuhnya relasi antara eks-aktivis dengan komunitas yang dulu menaunginya. Bagaimana hal ini dikelola ke depan akan sangat menentukan stabilitas sosial politik di daerah tersebut.
Batalkan Demo Pati Jilid II
Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Ahmad Husein, menyebut bahwa aksi demonstrasi jilid 2 yang dijadwalkan pada 25 Agustus 2025 mendatang, batal.
Pembatalan ini dilakukan setelah dirinya berkomunikasi dengan Bupati Pati, Sudewo, Selasa (19/8/2025).
Dalam komunikasi tersebut, ia mengatakan bahwa sudah ada kesepakatan damai dengan Sudewo.
Bahkan, dia mengaku sudah melepaskan diri dan tidak ingin ikut campur terkait pengawasan hak angket yang dilakukan panitia khusus (pansus) dari DPRD Pati soal usulan pemakzulan Sudewo.
"Sudah batal (demonstrasi 25 Agustus 2025). Saya sudah tidak berkecimpung di sana lagi dan masyarakat sudah saya kasih tahu, (demonstrasi) 25 (Agustus 2025) batal," ujarnya, dikutip SURYA.CO.ID dari Tribun Jateng.
Dia menuduh aksi yang dilakukan warga Pati sudah ditunggangi untuk kepentingan politik.
Selain itu, Ahmad Husein menuding ada segelintir orang yang memanfaatkan dirinya untuk dijadikan alat politik tersebut.
Ia pun meminta maaf kepada warga Pati secara keseluruhan, aksi lanjutan akan dibatalkan.
"Pertimbangannya semakin saya lihat, orang-orang itu sudah melenceng jauh. Kayak-kayak ditunggangi politik."
"Kalau saya dari awal rill dari masyarakat. Intinya mohon maaf pada masyarakat. Masyarakat Pati Timur Bersatu menyatakan (tanggal) 25 (Agustus 2025) batal demo," jelasnya.
Ahmad Husein mengakui dirinyalah yang pertama kali menghubungi Sudewo pada hari ini.
"Betul saya tadi video call-an sama Pak Bupati. Pertama, saya dulu yang menghubungi, kemudian saya ditelepon Pak Bupati," jelasnya.
Menurutnya, Sudewo sudah mengakomodasi tuntutan warga seperti membatalkan kenaikkan PBB-P2 yang sempat memicu terjadinya aksi demonstrasi.
"Aku lebih suka pemimpin yang merangkul masyarakat dan Pak Sudewo sudah membuktikan," ujarnya.
Dengan komunikasi itu, Ahmad Husein juga menegaskan sudah tidak memiliki keinginan agar Sudewo lengser sebagai orang nomor satu di Pati.
"Iya (sudah tidak ada keinginan)," jelasnya.
Pada akhir pernyataannya, dia kembali menegaskan sudah berdamai dengan Sudewo.
"Intinya saya dengan Pak Sudewo sekarang baik-baik saja dan aspirasinya saya sudah diterima semua," pungkas Ahmad Husein.
berita viral
Ahmad Husein
Demo Pati
Bupati Pati
Sudewo
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Kabupaten Pati
Kini Jabat 4 Posisi Sekaligus di Pemerintahan Prabowo, Inilah Rekam Jejak Sjafrie Sjamsoeddin |
![]() |
---|
Imbas Jawaban Menohok Menkeu Purbaya Yudhi Soal Tuntutan 17+8, Ekonom Sebut Bisa Berbahaya |
![]() |
---|
Rekam Jejak 4 Jenderal TNI yang Mau Laporkan Ferry Irwandi ke Polda Metro Jaya, Ada Dansatsiber |
![]() |
---|
Apa Alasan Prabowo Copot Budi Gunawan? Mahfud MD Sampai Kaget, Tak Berkaitan dengan Demo Ricuh |
![]() |
---|
Ternyata Ada Oknum TNI di Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Sempat Pesan Soal Titipan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.