Berita Viral

Sosok Asli Rahman Thohir Sopir Ojol Viral Sebut 'Taruna' saat Diundang Gibran, Tekuni Profesi Ini

Inilah sosok Rahman Thohir, sopir ojol yang viral karena sebutan 'taruna' saat diundang Wapres Gibran, Minggu (31/8/2025).

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Instagram law.office.maa.associates
(tengah) Rahman Thohir, Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) (kiri) Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan perwakilan ojol di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat, Minggu (31/08/2025). (kanan) DPN Peradi SAI akhirnya angkat bicara terkait istilah 'Ojol Taruna' yang sempat viral di media sosial. 

Rahman Thohir hadir sebagai perwakilan sopir ojol dari aplikasi GoJek.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Rahman Thohir merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI).

Rahman Thohir kerap tampil di media menyuarakan kegelisahan ojek online.

Contohnya terkait layanan GrabHemat pada April 2025 lalu.

Layanan tersebut dinilai merugikan mitra driver, sebab memberikan skema berbayar dengan nominal variatif.

Rahman Thohir, menyatakan saat ini FKDOI sudah berkolaborasi dengan KON sedang mengkaji kemungkinan apakah akan menggelar aksi serupa atau tidak.

"Berdasarkan informasi dari rekan-rekan mitra Grab, mereka merasa sangat dirugikan. Hal ini karena ada potongan tambahan setelah mereka menyelesaikan sejumlah order," ujar Rahman kala itu kepada Tribunnews.com.

Pada Juni 2025 kemarin, Rahman Thohir juga turun ke jalan memuntut pemerintah fokus pada kesejahteraan mitra.

Unjuk rasa bertajuk Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217 yang digelar pada Senin (21/7/2025) di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Rahman Thohir menyebut tuntutan pengurangan potongan komisi dari aplikator tidak memiliki dasar yang kuat dan berpotensi merusak ekosistem transportasi online.

"Dalam KP 1001 tahun 2022 memang diatur potongan 20 persen itu. 15 persen potongan langsung dan 5 persen potongan tidak langsung untuk kesejahteraan mitra."

"Ada aplikator yang memang menerapkan ini berupa voucer swadaya. Nah kalau ini dihilangkan jadi 10 persen apakah ini ada lagi nanti?" ucapnya kepada Tribunnews.com.

Ia juga mengimbau agar para pengemudi fokus memantau realisasi potongan 5 persen yang ditujukan untuk kesejahteraan mitra, ketimbang menuntut pengurangan komisi secara sepihak.

"Kami mengimbau teman-teman lihat yang penerapan 5 persen ini apakah benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan mitra," tandasnya.

Rahman Thohir juga pernah diundang BeritaSatu salah satu saluran televisi berlangganan berita di Indonesia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved