Berita Viral

Rencana Demo 6 September 2025 di Jakarta, Surabaya dan Daerah Lain: Ada Aksi Damai Salawat Bersama

Berikut rencana demo hari ini, Sabtu (6/9/2025) di Surabaya, Jakarta dan daerah lainnya. Belum ada demonstrasi, tapi ada acara salawat bersama.

Istimewa
RENCANA DEMO - Meski tak ada rencana demonstrasi hari ini, Sabtu (6/9/2025), tapi ada acara Jakarta Bersalawat. 

SURYA.co.id - Berikut rencana demo hari ini, Sabtu (6/9/2025) di Surabaya, Jakarta dan daerah lainnya.

Belum ada informasi terkait demonstrasi, tapi ada aksi damai di Jakarta yang dikemas dalam acara Salawat bersama.

Meski tidak ada agenda demonstrasi besar pada Sabtu, 6 September 2025, warga Ibu Kota tetap disuguhkan kegiatan bernuansa religius.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengumumkan akan mengadakan acara bertajuk Jakarta Bersalawat sebagai bentuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus ajang doa bersama untuk kedamaian bangsa.

Acara ini rencananya berlangsung di Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, mulai pukul 18.00 WIB.

Rangkaian kegiatan akan diawali dengan salat Magrib berjamaah, lalu dilanjutkan dengan pembacaan salawat.

Baca juga: Update Rencana Demo 5 September 2025 di Jakarta, Surabaya dan Daerah Lain: Aksi 17+8 Tuntutan Rakyat

Sejumlah tokoh agama, habaib, hingga figur publik dijadwalkan menghadiri kegiatan ini.

Beberapa di antaranya ialah aktor sekaligus tokoh masyarakat Dedy Mizwar, cendekiawan muda Habib Husein Ja’far Al-Hadar, serta ulama karismatik Habib Jindan bin Novel bin Jindan.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga momentum untuk memanjatkan doa agar Jakarta dan Indonesia senantiasa dalam suasana aman dan tenteram.

“Mari kita sambut Maulid Nabi Muhammad SAW dengan hati yang penuh cinta. Melalui Jakarta Bersalawat, kita tunjukkan bahwa Ibu Kota adalah kota yang damai dan ramah bagi semua,” ungkap Pramono dalam keterangan pers, Jumat (5/9/2025), melansir dari Wartakota.

Masyarakat dari berbagai kalangan pun diajak hadir dan turut serta dalam doa bersama tersebut.

“Silakan ajak keluarga maupun sahabat untuk datang ke Monas. Mari kita panjatkan doa terbaik bagi bangsa dan negara,” tambahnya.

Demo 5 September 2025

Sebelumnya, Aksi massa bertajuk #SelamatkanIndonesia digelar di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (5/9/2025).

Gerakan ini bertepatan dengan batas waktu pemenuhan “17+8 Tuntutan Rakyat: Transparansi, Reformasi, Empati” yang telah digaungkan sejak demonstrasi 25–31 Agustus 2025 lalu.

Aksi damai ini diinisiasi oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

Menurut BEM SI, gerakan lahir dari keresahan rakyat yang nyata, bukan sekadar hasrat turun ke jalan. 

"Menyelamatkan Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama," tulis BEM SI dalam seruan aksinya.

Demo #SelamatkanIndonesia menuntut pemerintah dan DPR memenuhi 17 poin tuntutan mendesak serta delapan agenda reformasi.

Isu yang diangkat mencakup penegakan HAM, transparansi anggaran DPR, reformasi TNI-Polri, perlindungan buruh, hingga penolakan praktik korupsi, politisasi hukum, pemelintiran sejarah, dan militerisasi kampus.

Untuk menjaga kelancaran aksi, ratusan personel gabungan Polri dan TNI disiagakan di kawasan Senayan.

Rekayasa lalu lintas juga mulai diberlakukan. Jalan Tentara Pelajar diarahkan mencari jalur alternatif sejak Jumat siang.

Potensi penutupan jalan akan dilakukan bila massa aksi membludak dan meluas ke badan jalan.

Masyarakat dan pekerja diimbau menggunakan transportasi publik serta memantau informasi lalu lintas terkini guna menghindari kemacetan.

Isi 17+8 Tuntutan Rakyat

Untuk Presiden Prabowo

-Tarik TNI dari pengamanan sipil dan pastikan tidak ada kriminalisasi demonstran

-Bentuk tim investigasi independen terkait kasus Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban kekerasan lain dalam aksi 28–30 Agustus.

Untuk DPR

-Bekukan kenaikan gaji/tunjangan DPR dan batalkan fasilitas baru.

-Publikasikan transparansi anggaran DPR secara proaktif.

-Dorong Badan Kehormatan DPR periksa anggota DPR yang bermasalah (termasuk melalui KPK).

 Untuk Ketua Umum Partai Politik

-Pecat atau jatuhkan sanski tegas kepada kader DPR yang tidak etis dan memicu kemarahan publik

-Umumkan komitmen partai untuk berpihak pada rakyat di tengah krisis Libatkan kader dalam ruang dialog publik bersama mahasiswa dan masyarakat sipil

Untuk Polri

-Bebaskan seluruh demonstran yang ditahan

-Hentikan tindakan kekerasan polisi dan taati SOP pengendalian massa yang sudah tersedia

-Tangkap dan proses hukum secara transparan anggota dan komandan yang melakukan dan memerintahkan tindakan kekerasan dan melanggar HAM

 Untuk TNI

-Segera kembali ke barak, hentikan keterlibatan dalam pengamanan sipil

-Tegakkan disiplin internal agar anggota TNI tidak mengambil alih fungsi Polri

-Komitmen publik TNI untuk tidak memasuki ruang sipil selama krisis demokrasi

Untuk Kementerian Sektor Ekonomi

-Pastikan upah layak untuk seluruh angkatan kerja di seluruh Indonesia

-Ambil langkah darurat untuk mencegah PHK massal dan lindungi buruh kontrak

-Buka dialog dengan serikat buruh untuk solusi upah minimum dan outsourcing.

Dalam dinamika sosial-politik yang kerap diwarnai oleh isu demonstrasi, suasana akhir pekan ini menghadirkan warna berbeda. Jakarta, yang biasanya menjadi pusat perhatian karena aksi massa dengan tuntutan politik, justru menyajikan agenda religius bernuansa damai. Acara Jakarta Bersalawat yang digelar di Monas pada Sabtu malam, 6 September 2025, seakan menawarkan jeda dari hiruk-pikuk politik menuju ruang refleksi spiritual.

Dari kacamata penulis, inisiatif Pemprov DKI Jakarta ini memiliki makna ganda. Di satu sisi, ia hadir sebagai bentuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang memang menjadi tradisi keagamaan masyarakat. Namun di sisi lain, kegiatan ini juga merefleksikan kebutuhan kolektif akan ruang perjumpaan yang lebih teduh, di tengah atmosfer publik yang kerap tegang oleh wacana politik dan demonstrasi.

Menariknya, acara ini tidak hanya menghadirkan tokoh agama, tetapi juga figur publik lintas latar belakang, seperti Dedy Mizwar hingga cendekiawan muda Habib Husein Ja’far. Kehadiran mereka memperlihatkan bahwa doa dan salawat bisa menjadi jembatan antara ruang religius, kebudayaan, sekaligus kebangsaan.

Objektifnya, publik memang bisa membaca kegiatan ini dari dua arah: sebagai ekspresi religius sekaligus strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas sosial. Namun yang paling penting, momentum ini membuka ruang bagi masyarakat untuk berkumpul dalam suasana damai, tanpa harus terbelah oleh isu-isu sektoral.

Pada akhirnya, Jakarta Bersalawat tidak sekadar seremoni keagamaan. Ia bisa dibaca sebagai simbol bahwa kota besar seperti Jakarta tetap memiliki denyut spiritual, yang ketika dirawat dengan baik, mampu meredam potensi gesekan sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved