Berita Viral

Sosok 3 Mahasiswa dan Pelajar yang Tewas Imbas Demo di Jakarta, Jateng, Jogja, Penyebabnya Misterius

Demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia berbuntut pada tewasnya tiga mahasiswa dan pelajar. 

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng/tribun jakarta
KORBAN TIga korban tewas buntut demonstrasi di sejumlah daerah. Dari kiri ke kanan: Andika Lutfi Falah (16), siswa SMKN 14 Kabupaten Tangerang; Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Yogyakarta; dan Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes). 

Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) angkatan 2024 menghembuskan napas terakhir pada Minggu (31/8/2025) sore.

Kepergian Iko bukan hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga rentetan misteri yang hingga kini belum terjawab.

Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan (STP) yang dikeluarkan Satlantas Polrestabes Semarang, korban Iko Juliant Junior mengalami kecelakaan di Jalan Dr Cipto Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (31/8/2025) pukul 02.30 WIB.  

Surat STP yang ditandatangani oleh Aiptu Hardiyanto itu menerangkan motor dan SIM milik Iko Juliant Junior disita polisi.

Namun, ia baru tiba di RSUP dr Kariadi sekitar pukul 11.00 siang dalam kondisi kritis.

Keluarga Iko memperoleh informasi kejadian tersebut ketika korban sudah di rumah sakit.

Rentang hampir 10 jam tanpa penjelasan ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi pada Iko selama kurun waktu itu?

Kepolisian mengklaim masih melakukan penyelidikan terhadap kasus kecelakaan tersebut.

"Masih kami dalami," kata Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Semarang, Iptu Novita Candra kepada Tribunjateng.com, Senin (1/9/2025) malam.

Hal lain yang menimbulkan tanda tanya: Iko diantar ke rumah sakit oleh anggota Brimob Polda Jateng, bukan oleh warga atau pengendara yang menemukan di lokasi.

Keterangan ini diperoleh dari satpam rumah sakit.

Selain itu, ibu korban yang mendampingi Iko Juliant Junior sempat mendengar anaknya mengigau dengan kalimat “ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi.

"Iko mengucapkan kalimat yang sama hingga 3 kali."

"Sambil memegangi tangan anaknya, Ibunda Iko berbisik lirih dimaafkan, dimaafkan, dimaafkan," papar Naufal.

Pernyataan terakhir itu membuat keluarga bertanya: benarkah Iko hanya korban kecelakaan tunggal, atau ada kekerasan yang dialaminya?

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved