Berita Viral

Rekam Jejak Uya Kuya yang Dicopot dari Anggota DPR RI Usai Rumahnya Dijarah, Imbas Joget saat Sidang

Berikut rekam jejak Uya Kuya yang dicopot dari DPR RI setelah rumahnya dijarah, imbas ikut joget saat sidang MPR.

Kolase tribunnews
UYA KUYA DICOPOT - Kolase foto Uya Kuya yang Dicopot dari Anggota DPR RI Usai Rumahnya Dijarah, Imbas Joget saat Sidang, 

Kedua rumah menjadi sasaran amuk warga yang melampiaskan kekesalan terhadap perilaku anggota DPR RI yang dinilai tidak peka terhadap situasi nasional.

Sebelumnya, Eko Patrio dan Uya Kuya mendapat sorotan tajam setelah berjoget ria dalam Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI pada 15 Agustus 2025.

Aksi tersebut menimbulkan pro dan kontra, terutama karena dilakukan tak lama setelah pengumuman kenaikan gaji dan tunjangan DPR RI yang disebut mencapai Rp120 juta per bulan.

Momen joget itu viral di media sosial dan memicu kemarahan publik.

Banyak yang menilai aksi tersebut tidak pantas dilakukan di tengah kesulitan ekonomi masyarakat. Eko dan Uya menjadi simbol ketidakpekaan wakil rakyat terhadap penderitaan rakyat.

Kasus yang menimpa Uya Kuya menggambarkan betapa cepatnya arus politik dan opini publik bisa berubah.

Dari seorang entertainer populer yang dikenal dengan gaya kocaknya, hingga menjadi wakil rakyat di Senayan, perjalanan Uya Kuya menunjukkan transisi besar yang tak semua figur publik mampu jalani dengan mulus.

Namun, apa yang terjadi belakangan ini menegaskan bahwa panggung politik sangat berbeda dengan dunia hiburan.

Aksi joget yang mungkin dianggap biasa dalam dunia entertainment, justru menjadi blunder besar ketika dilakukan di forum resmi negara. Publik yang tengah menghadapi tekanan ekonomi jelas menilai itu sebagai bentuk ketidakpekaan.

Reaksi keras masyarakat yang berujung pada penjarahan rumah hingga pencopotan dari kursi DPR menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap wakil rakyat sangat rapuh.

Sekali dianggap tidak berpihak pada rakyat, konsekuensinya bisa sangat serius, bahkan destruktif.

Bergabungnya Uya Kuya ke PAN awalnya memberi citra segar: artis yang modern, religius, dan “bersih dari kontroversi”.

Namun realitas politik tidak hanya menuntut popularitas, tapi juga sensitivitas dan kebijaksanaan.

Penulis melihat, kasus ini menjadi pengingat penting bagi selebriti yang terjun ke dunia politik: popularitas bukan jaminan untuk diterima rakyat.

Politik menuntut kesadaran penuh terhadap kondisi sosial, empati pada rakyat kecil, dan sikap yang menjaga marwah lembaga negara.

Apa yang dialami Uya Kuya bisa menjadi pelajaran, baik bagi dirinya maupun bagi publik. Bahwa menjadi wakil rakyat bukan sekadar jabatan, melainkan tanggung jawab moral yang besar.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved