Kisah Jason dan Jovansyah, Kakak-Adik Berprestasi Asal Surabaya Raih Medali di IMC 2025 Singapura
Kakak-adik asal Surabaya berhasil membawa pulang medali perunggu dari International Mathematics Contest (IMC) 2025 yang digelar di Singapura.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: irwan sy
SURYA.co.id, SURABAYA - Kakak-adik asal Surabaya, Jason Putera Hendrata dan Jovansyah Suryatama Hendrata, berhasil membawa pulang medali perunggu dari International Mathematics Contest (IMC) 2025 yang digelar di Singapura.
Jason, siswa SMAN 5 Surabaya, menghadapi tantangan dengan harus bertanding di tingkat yang lebih tinggi dari kelasnya.
Sementara Jovansyah, yang masih duduk di bangku kelas VI SD Bright Kiddie, termotivasi oleh sang kakak hingga akhirnya menemukan kecintaannya pada matematika.
Kisah perjuangan mereka menjadi inspirasi, membuktikan bahwa keberanian dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk meraih mimpi.
Jason Putera Hendrata menceritakan pengalaman pertamanya mengikuti kompetisi matematika internasional di bangku SMA.
Ia mengambil keputusan berani untuk bertanding di level kelas XI, padahal dirinya masih duduk di kelas X.
Untuk itu, ia memaksimalkan waktu dua minggu untuk mempelajari materi baru.
"Nekat saja, menang kalah itu pengalaman. Deg-degan pasti, apalagi melihat lawan dari negara lain yang beda level. Saat pengumuman, saya deg-degan banget, tapi ternyata lolos,” kata Jason saat ditemui di Wiyung, Surabaya, Rabu (20/8/2025).
Jason menambahkan bahwa materi soal yang ia hadapi banyak menggunakan istilah yang belum familiar bagi level setara dengannya.
Salah satunya adalah penulisan logaritma yang sangat berbeda dari kurikulum di Indonesia.
Upayanya menguasai materi setingkat lebih atas, berbuah manis dengan meraih medali pada olimpiade internasional.
Kecintaan Jason pada matematika bermula dari sang ibu yang mengenalkannya sejak kecil.
Ia memandang matematika bukan sebagai pelajaran yang membosankan, melainkan sebagai 'permainan' untuk memecahkan masalah.
"Saya melihat matematika sebagai pemecahan masalah, bukan sebagai hafalan. Saya belajarnya lebih suka dari mendengar dan melakukan, bukan dari buku," jelasnya.
Dengan segudang prestasi di berbagai lomba matematika, sains, dan bahasa Inggris, Jason kini memiliki mimpi besar.
Ia ingin kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) atau Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku ingin mempelajari bidang penerbangan sebagai pilot dan bercita-cita menjadi astronot.
Sementara sang adik, Jovansyah Suryatama Hendrata mengaku bahwa awalnya tidak menyukai matematika.
Namun, melihat sang kakak, Jason, selalu memenangkan berbagai kompetisi membuat semangatnya terpacu.
Ia akhirnya mulai mendalami matematika dengan mengikuti kursus.
"Awalnya saya tidak suka, tapi karena melihat Abang selalu menang jadi termotivasi," ujar Jovansyah.
Siswa kelas VI SD ini berhasil meraih medali perunggu di IMC 2025.
Pengalaman mengikuti olimpiade di Singapura ini sangat berkesan baginya, terutama karena ini adalah kali kedua ia ke luar negeri untuk kompetisi setelah sebelumnya hanya mengikuti kompetisi secara daring dan tingkat nasional.
Jovansyah juga menyadari perbedaan signifikan antara soal olimpiade nasional dan internasional.
"Soal untuk ajang nasional dan internasional itu sangat berbeda. Yang bisa saya pelajari dari ajang kemarin sangat banyak, dari segi materi olimpiade, dan berkenalan dengan banyak teman dari berbagai negara," katanya.
Jovansyah juga memiliki bakat lain di luar matematika.
Ia aktif dalam kompetisi robotik dan kini sedang mempersiapkan diri untuk ajang World Robot Olympiad 2025 tingkat Sekolah Menengah Pertama yang akan digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Meski berbeda usia, Jason dan Jovan kerap bertukar pikiran, belajar metode dan berdiskusi terkait soal-soal olimpiade internasional hingga pemograman di bidang robotik.
Peran dari orang tua tak lepas dari prestasi dua anak Surabaya tersebut.
Sang ibu dr Vanda Y Nasution harus membagi waktunya untuk mendampingi dan mensuport potensi sang anak.
Dalam prosesnya, Vanda mengaku tidak pernah menekan target apapun kepada kedua anaknya.
Menurutnya pendidikan dan kompetisi bukan hanya prestasi, tapi bagian dari pembentukan karakter dan mengasah cara belajar kedua anaknya.
“Awalnya saya melihat Jason saat SD dia menang lomba, sekali tampil menang lomba Bahasa Inggris, Matematika dan Sains nasional lalu internasional. Dari situ saya tahu mereka suka bidang itu. Jadi saya mensuport, mendengarkan maunya mereka apa, saya fasilitasi belajarnya dan memotivasi,” ungkap Vanda.
Vanda juga menekankan nilai-nilai pendidikan pada anak-anaknya, adalah tetap rendah hati, mengutamakan pendidikan sekolah dan menghargai proses mencapai cita-cita yang diimpikan.
“Untuk semua ini, saya tekankan jangan pernah sekolah ketinggalan. Bukan juara umum, juara ini itu tapi sekolah juga nomor satu. Akademik dan apa yang mereka suka juga harus jalan. Misal Jovan suka renang, futsal, Jason suka lari dan basket dapat beasiswa. Waktu itu juga ikut Jambore Pramuka di Brunei Darussalam. Saya berharap ini juga mendapat perhatian dari Wali Kota Surabaya (Eri Cahyadi) bukan semata prestasi pribadi, tapi itu bentuk memotivasi. Semoga banyak anak di Surabaya yang dapat berprestasi di nasional maupun internasional,” jelasnya.
siswa berprestasi
International Mathematics Contest
Surabaya
SMAN 5 Surabaya
SD Bright Kiddie
Jason Putera Hendrata
Jovansyah Suryatama Hendrata
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Harta Kekayaan Wamenaker Noel Naik Drastis Rp 12,7 Miliar dalam Waktu 3 Tahun, Dari Rp 4,8 M |
![]() |
---|
Kasus Perempuan Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Kota Blitar, Polisi Temukan Benda Diduga Narkoba |
![]() |
---|
5 Bacaan Sholawat Pendek Amalan Zikir Malam Jumat |
![]() |
---|
Dugaan Penipuan Tanah di Sidoarjo Dimediasi Cak Ji dan Mimik, PT MTB akan Kembalikan Uang Korban |
![]() |
---|
Puas Jingkrak Jingkrak Kini Revelino Ingin Ketemu Lisa Mariana, Ingin Tes DNA Juga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.